Share

Perjanjian Darah

“Ilmu Api Abadi - Tameng Pancasona!”

Sayap elang raksasa muncur, warnanya perak keemasan, menyelimuti lingkup tujuh hasta di sekitarnya. Ledakan kunang-kunang cokelat Kara membumihanguskan seperlima Hutan Larangan hingga membunuh beberapa siluman yang ingin memakan jasad Damar Saksana.

Empu Nara dan Ki Mangun Tapari merentangkan dua lengannya lebar-lebar untuk menahan serangan seruling Kara sekaligus meminimalisir dampak kehancurannya.

Batara Wasji sepertinya bisa bernafas lega karena tidak ada korban jiwa dalam pertempuran ini, tapi dia juga kesal begitu tahu ada dua manusia tidak tahu adab, merusak ketenangan rumah orang lain padahal mereka adalah tamu tak diundang.

“Kara, maafkan kelancangan dua muridku, mereka tidak bermaksud mengganggu ketenanganmu.” Empu Nara berlutut di hadapan Kara.

Siluman ular kepala dua itu bertingkah seolah tidak peduli. “Lain kali ajarkan ilmu kebatinan pada mereka. Harusnya Suradira tidak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status