Share

84. Siasat Pasukan Bantuan

Pasukan kadipaten jadi terpojok. Selain harus menghadapi keempat pendekar berpedang hebat, mereka juga harus menghadapi serbuan pasukan asing yang jumlahnya menjadi lebih banyak, karena pasukan kadipaten telah banyak yang tumbang.

Set set!

“Aaakk!” jerit Komandan Jenjeng saat dua sabetan cepat Pedang Terang Buta milik Sambar Anuk akhirnya mengukir dalam di tubuhnya.

Di sisi lain.

Bak bak!

Meski pertarungan antara Rawa Kujang dan Suratin menggunakan pedang, tetapi dua serangan yang masuk kepada dada Suratin adalah dua tendangan yang rapat. Suratin jatuh terjengkang.

“Adik, kita pergi!” teriak Teguk Permana kepada ketiga adiknya.

Di saat pertempuran terjadi sengit antara dua pasukan, Teguk Permana dan adik-adiknya segera mencari jalan untuk mendapatkan kembali kudanya.

Tidak sulit bagi keempat bersaudara itu untuk mendapatkan kudanya. Para prajurit lebih memilih membiarkan keempat pendekar muda itu, mereka lebih baik bertempur dengan pasukan yang seimbang.

Saat sudah berada di punggung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status