Dak! Blugk!Uwu Uwu yang hendak menyerang Ardo harus tersungkur jatuh dari kudanya, setelah satu kaki depan kudanya tertekuk jatuh usai ditendang keras oleh Ardo.Setelah menendang kaki kuda Uwu Uwu, Ardo yang sangat gesit langsung melompat salto dan menendang kepala Srikil di atas kuda.Dak!Cepat Srikil menangkis tendangan Ardo yang mengincar kepalanya dengan tongkat besinya. Namun, meski ditangkis, Srikil tetap terdorong jatuh karena kuatnya tenaga tendangan dari ilmu Lompatan Iblis Mabuk tingkat satu.Kegesitan Ardo memang bisa mendahului Uwu Uwu dan Srikil, tetapi tidak bisa mendahului Rungga Kasa dan Suganda yang kompak melompat dari kudanya menyerang Ardo dengan tongkat besinya.Tang tang!Ardo yang baru mendarat dari lompatannya tidak bisa menghindar, tapi bisa menangkis menggunakan kedua siku tangannya.Rungga Kasa dan Suganda terkejut melihat kekerasan dua siku tangan Ardo. Seharusnya siku itu hancur atau pecah tulangnya karena mereka memukulkan tongkat besinya dengan kekuat
Tess! Tass! Sering kali Iblis Jelita melesatkan sebutir sinar hitam kecil dari kelingking kanannya sekedar untuk menguji lawan. Teguk Permana sigap menangkis dengan pedang cokelatnya yang bernama Pedang Langit Kelam. Ternyata pedang itu bisa mementahkan Sentilan Dewi Hitam tingkat satu Iblis Jelita. “Kalian masih muda, tetapi tinggal menyisakan dirimu, Kisanak. Jika kau memaksaku untuk membunuhmu, maka habislah garis keturunan Nyai Wetong dan Pendekar Tabur Bunga,” kata Iblis Jelita, menahan pertarungannya yang tinggal antara dirinya dengan Teguk Permana. Para penonton masih setia di tempatnya, seperti anjuran host kuis tivi ketika iklan mau lewat. “Jangan ke mana-mana, kami akan kembali setelah yang satu ini! Apaan tuh?!” Emosi di dalam dada dan tengkorak kepala Teguk Permana bergejolak hebat. Ingin rasanya dia menghancurkan semua orang yang ada di tempat itu dengan ilmu pamungkasnya agar cepat kelar tanpa perlu drama. “Menyerahlah, Kisanak! Kau hanya akan mati sia-sia!” teriak
Sess sess sess…!Sress sress sress…!Lesatan garis-garis lengkung sinar merah datang susul-menyusul menyerang Iblis Jelita. Wanita jelita itu tidak menghindar, tetapi menangkis semua serangan sinar itu dengan cakaran kedua tangannya.Kuku-kuku Iblis Jelita yang diliputi energi warna hitam dan ungu gelap terlihat menyeramkan.Cool-nya Iblis Jelita, dia menangkis semua sinar pedang yang melesat sambil melangkah maju kian mendekati posisi Teguk Permana.“Heaaat!” teriak Teguk Permana sambil berlari maju dengan pedang yang kian besar sinar merahnya. Selanjutnya dia melompat ke depan sambil menebaskan pedangnya dengan vertikal ke arah kepala Iblis Jelita.“Serangan yang sangat salah!” ucap Iblis Jelita lalu menghentakkan kelima jari tangan kanannya.Setss! Broks!Dari jarak dekat, melesat sebola kaki energi hitam berekor yang dalam sekejap menghantam telak dada Teguk Permana sebelum pedangnya membelah kepala Iblis Jelita.Cukup dengan ilmu Sentilan Dewi Hitam tingkat lima, yaitu tingkat te
Adipati Banting Arak pulang dan sampai ke Gampartiga kala waktu magrib, di saat langit masih putih dan bumi mulai gelap. Dia pulang bersama putranya yang tidak laku di Kadipaten Babatoto. Tidak sama dengan Anoman yang merasa sakit hati, sang adipati tidak sakit hati sedikit pun karena ditolak. Melamar salah satu putri mendiang Adipati Rentang Gatang adalah sekedar baso basi. Yang terpenting, dia sudah separuh berkuasa di Kadipaten Babatoto. Sang adipati menempatkan Pembunuh Jauh sebagai kepala keamanan sementara di Kadipaten Babatoto. Dengan demikian, pasukan kadipaten berada di bawah kuasa Adipati Banting Arak. Namun, alangkah terkejutnya Adipati Banting Arak saat tiba di pusat Gampartiga. Dia tidak melihat Tugu Setia berdiri tegak menjulang yang bukan hanya menjadi ikon ibu kota Gampartiga, tapi juga ikon Kadipaten Dadariwak. “Bonaaar!” teriak sang adipati dengan nada dan wajah yang marah. Pemimpin prajurit yang bernama Bonar segera berlari datang. Yang dia khawatirkan selama me
Seperti kehilangan kekasih atau calon suami, Iblis Jelita merasa terganggu perasaannya. Dia pun pergi mencari Ardo Kenconowoto ke sejumlah tempat, termasuk ke Sungai Ukirati hingga ke rumah ibu Ardo.Ketika mencari Ardo di Gampartiga, Iblis Jelita bertemu dengan Cabur Sekti yang sudah pulang dari Lembah Jepit. Dari Cabur Sektilah informasi tantangan Siluman Sepuluh Nyawa tersampaikan kepada Iblis Jelita. Namun, Iblis Jelita tidak terlalu peduli. Yang dia pedulikan adalah keberadaan dan kondisi Ardo.Iblis Jelita menduga kuat Ardo terluka parah, bahkan bisa berujung kematian jika luka dari memaksa mengeluarkan ilmu Jejak Tapak Iblis di saat terluka tidak segera diobati.Tabib Juku Getir dan Semuri terkejut ketika mereka kedatangan tamu yang tidak diduga, yaitu Iblis Jelita.“Iblis Jelita pasti akan membunuhku karena telah jatuh cinta kepada Ardo,” duga Semuri saat melihat kakeknya telah berhadapan dengan Iblis Jelita. “Kenapa guru Ardo bisa semuda dan secantik itu?”“Terakhir Ardo data
Ternyata, Semuri melaksanakan saran Iblis Jelita, yaitu membuka kedai kopi dadakan di pinggiran Lembah Jepit. Jenis kopi yang dia jual tidak lain adalah kopi musang luwak. Namun, harga yang dipatok untuk secangkir kopi dua kali lipat harga kopi biasa di warung kopi biasa. Entah, apakah Semuri memang tidak tahu harga kopi secangkir di pasaran atau dia sengaja mematok harga mahal karena tidak adanya tukang kopi lain di tempat itu? Meski demikian, kedai kopi Semuri mulai kedatangan pelanggan sejak siang tengah hari. Tempat tantangan pertarungan yang jauh dari permukiman warga, membuat orang-orang yang ingin menonton nanti sore kebanyakan dari kalangan pendekar. Sejak siang mereka sudah berdatangan dan mencari tempat beristirahat yang nyaman bagi raga dan perasaan. Ternyata ada juga orang-orang dari kalangan orang biasa yang datang ke Lembah Jepit untuk menonton pertandingan. Mereka adalah fans berat Iblis Jelita. Meski mereka tidak diketahui sebagai pemuja sang superstar karena tidak f
Iblis Jelita tetap di punggung Surami, berhadapan dalam jarak tiga tombak dengan kereta kuda putih yang diapit oleh Ki Lagak alias Pendekar Pedang Bersayap dan Cukil Bugir alias Pendekar Raja Neraka.Sementara empat murid berkuda Nini Lanting posisinya ada di belakang, seolah-olah mereka dilarang untuk turun tarung karena cukuplah yang tua-tua saja yang turun ke ambang kematian untuk memetik nyawa.Semua mata penonton yang berada di sekeliling area Lembah Jepit terpusat kepada mereka. Yang mereka tunggu jelas adegan tarung yang seru sampai ada yang tumbang bersimbah darah dan nyawa melayang.“Apakah Keturunan Darah Emas akan menghabiskan diri hanya di tangan seorang Iblis Jelita?” kata Iblis Jelita datar.“Kesombonganmu akan berakhir di sini, Iblis Jelita!” seru Pendekar Raja Neraka.“Hihihi! Berkaca tapi tidak pernah melihat wajah sendiri. Satu per satu Keturunan Darah Emas datang menantang menyombongkan diri. Pendekar Pedang Kayu saja mempermalukan diri di tangan muridku, pendekar y
“Lelaki tampan mana yang kau pilih untuk dibunuh?” tanya Iblis Jelita kepada Ratu Senja sambil memandang kepada Ki Lagak dan Cukil Bugir. “Aku pilih Ki Lagak saja, agar yang suka marah-marah jatahnya Ardo,” jawab Ratu Senja sembari tersenyum semanis mangga matang di hati. “Tapi yang suka malah-malah namanya siapa, Nyai Latu?” tanya Ardo yang membuat ketiga calon lawan mereka tahu bahwa ternyata pemuda itu cadel. “Namanya Cukil Bugir, bergelar Pendekar Raja Neraka,” jawab Ratu Senja. “Oooh Cukil Bugil. Pendekal Laja Nelaka,” sebut ulang Ardo yang membuat Ratu Senja tersenyum lebar dan Cukil Bugir mendelik sewot. “Jangan coba-coba kau menyebut nama agungku lagi, Pemuda Cadel!” ancam Cukil Bugir yang tidak rela namanya beruba jadi mesum jika disebut oleh Ardo. “Tenang saja, Kek. Aku tidak akan menyebut nama Cukil Bugil lagi,” kata Ardo seraya tersenyum santun tapi menjengkelkan bagi Cukil Bugir. “Tapi kau masih menyebutnya!” bentak Cukir Bugir lalu…. Clap! Dak dak! Tiba-tiba ka