Share

98. Dikejar Musuh

“Heah heah! Lali yang kencang, Sulami! Jangan sampai Tulina mati! Heah heah!” teriak Ardo dengan perasaan mengharu-haru. Dia memaksa kuda tunggangannya berlari kencang.

Tangan kanan Ardo menghela-hela tali kendali kuda dan tangan kiri merangkul ke belakang agar tubuh Tulina yang memeluk lemah tidak jatuh. Ada tangis di mata Ardo.

“Suamiku. Suamiku,” sebut Tulina sangat lemah, tapi masih terdengar samar oleh Ardo.

Panggilan “Suamiku” terus disebutkan Tulina berulang-ulang selama perjalanan itu. Sebutan itu membuat rasa iba dan sedih muncul di dalam hati Ardo.

Kemarin, Ardo meninggalkan Tulina di Desa Guling setelah mensiasatinya agar dia bisa pergi tanpa gadis gila itu.

Kesetiaan Ki Rojak terhadap mendiang gurunya, membuatnya mau mengantar Tulina pergi ke Gampartiga. Ketika Ki Rojak dan Tulina tiba di ibu kota Kadipaten Dadariwak itu, sudah ada keramaian, yaitu pertarungan putra-putra mendiang Nyai Wetong.

Melihat keberadaan “suami” yang dirindukan, Tulina tanpa memiliki pertimban
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rudi Hendrik
hahahhhhahahaa
goodnovel comment avatar
Sandaria
selingkuhanku....selingkuhanku... tuh kan gila Tulina nular lagi Om
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status