Share

Bab 13

Bab 13

Aku duduk di balkon, menikmati teh manis sambil menunggu Mas Frans yang pasti akan segera pulang. Kalau beruntung dia akan bersama Sintia untuk melabrakku, tapi kalau dugaanku tidak meleset, pria itu akan datang sendirian.

Tiitt …!

Suara klakson ditekan kencang. Mobil hitam memasuki parkiran. Tak lama kemudian, taksi berwarna biru juga berhenti di bahu jalan. Sintia muncul dengan amarahnya. Apa mereka kejar-kejaran di jalan?

"Cahya!"

"Cahya, keluar kau dan hadapi aku!"

"Buka gerbangnya, buka!"

Wanita itu berteriak-teriak seperti orang gila. Kakiku bersilang menatap puas dari lantai atas. Dia tak sadar aku sedang memperhatikannya. Beruntung kamar anak-anakku ada di bagian belakang lantai dua. Mereka tak akan tahu apalagi terganggu.

Dari arah pintu, Mas Frans ikut memburu. Nafasnya terlihat tersengal-sengal karena kelelahan dan bercampur amarah.

Kasihan kamu, Mas, mau unboxing malah zonk.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status