Share

Bab 20

Bab 20

"Halo, Mas? Aku izin makan siang bareng Yanti dan Arfan, ya?"

Kuhubungi suami lewat panggilan telepon. Walau bagaimanapun izinnya adalah yang utama. Terlebih aku akan bertemu dengan rivalnya.

"Hmm, ya udah. Hati-hati di jalan."

"Mas tenang aja, aku bareng anak-anak dan diantar sopir kok," balasku agar Mas Frans tenang.

"Baiklah. Oh ya, siang ini Mas mau ketemu pengacara untuk membereskan masalah Sintia. Kalau dengan berdebat wanita itu masih tidak mau mundur, maka kita harus mencari cara lain agar wanita itu tidak mengganggu keluarga kita lagi. Dan ya, Mas mau minta maaf karena membawamu dalam masalah pelik ini. Mas nggak sangka semuanya akan jadi gini. Dan Ibu, tolong maafkan beliau. Mas merasa nggak enak hati sama kamu."

Terdengar helaan nafas di ujung telepon. Aku mencoba mengangguk dan mengerti, tapi lupa kalau pria itu tidak bisa melihatnya.

"Itu karena tidak ada ridho dari istri. Tapi Mas sudah mengambil keputusan yang terbaik. Bukan maksud mendukung, tapi Ibu memang be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status