Setelah Farhan mencapi klimaks, kita langsung keluar dari kamar mandi. Seperti tadi awal apa yang kita obrolkan, aku menggunakaan handuk sedangkan Farhan telanjang bulat.
“Tunggu saja di kamar mandi, aku akan mengambilkan handuk untukmu, aku menyuruh Farhan untuk berdiam diri di dalam kamar mandi karena aku tidak mau kalau lantai kamar jadi becek.
“Kenapa aku harus menunggu di sini?”
“Nanti lantai kamar menjadi becek, aku tidak mau kerja dua kali. Sudah tunggu dulu disini sebentar.”
“Tidak usah, aku bisa menggunakan handuk yang kau gunakan,” Farhan menarik tanganku dan ia melepas handuk yang sedang aku kenakan.
“Suami apa yang kau lakukan?” Aku terkejut dengan apa yang Farhan lakukan padaku, ia melepas handuk yang sedang aku kenakan,
“Aku ingin mengelap badanmu sayang,” Farhan mengelap seluruh badanku dengan handuk yang aku kenakan hingga badanku kering.
Lalu ia mengeri
“Iya,” aku menjawab pertanyaan dokter dengan ragu.“Maaf ini kesalahanku karena tidak memberitahu pada kalian sejak awal tentang apa saja yang tidak boleh di lakukan saat awal kehamilan. Tetapi setelah berhubungan apakah nyonya Luna mempunyai kendala atau merasa tidak nyaman?”“Baik baik saja dok, tidak ada kendala apa pun.”“Syukurlah kalau tidak ada kendala, untuk kedepannya anda harus menghindarinya dulu sampai trisemester kedua ya nyonya Luna karena untuk menghindari persalinan prematur.”“Baik dok, terus bagaimana kondisi bayiku dok? Apakah masih baik baik saja?”“Semoga aman, karena saya lihat nyonya dalam kondisi sehat. Nanti kalau ada gejala yaang merasa tidak nyaman langsung hubungi saya saja.”“Baik dok.”“Oke kalau begitu saya pamit terlebih dahulu ya, jika terjadi sesuatu langsung hubungi saya.”“Baik dok,teri
Selama rapat berlangsung Farhan tidak ingin berlama lama karena ia sudah sangat ingin pulang ke rumah. Ia langsung menyetujui keputusan yang menurutnya akan membuat ia untung lalu ia langsung membubarkan rapat.“Jack aku mau pulang, kau mau ikut denganku?” Sangat tumben sekali Farhan berbaik hati seperti ini pada Jack.“Aku harus ke lapangan sekarang, karena jika tidak di awasi denganku maka mereka akan bekerja seenaknya sedangkan kita sudah sangat menanti launching hotel ini.”“Kau yakin akan ke lapangan saja?”“Ya, nanti kalau pekerjaanku sudah selesai aku akan berkunjung kerumahmu, lagian baru kemarin aku bertemu Luna setidaknya rasa rinduku sudah sedikit terobati kemarin.”“Baiklah.”Farhan langsung bergegas dari ruang meeting ke parkiran yang di khususkan untuknya tetapi ia juga berbagi pada Jack.Begitu sampai di parkiran, Farhan langsung masuk ke dalam mobil dan
“Aku hanya terharu saja karena sebentar lagi aku akan menjadi seorang ibu.”Saat memegang baju bayi ini peran menjaddi seorang ibu terasa sangat nyata padaku. Aku menatap Farhan dengan penuh senyuman bahagia, lalu aku mengajaknya untuk melihat barang barang yang lainnya.“Suami, ayo kita pulang.”“Mau langsung pulang? Liat liatnya udah atau ada yang ingin kau beli?”“Nanti saja sayang, jika terlalu lama disini nanti yang ada semua inginku beli.”“Tidak masalah, mana yang ingin kau beli?”Aku melihat sekeliling toko ini karena aku bingung ingin memilih yang mana.“Atau mau semuanya?”“Jangan suami.”“Kenapa?”“Ya sudah baju yang tadi saja,” aku mengambil baju yang tadi aku pegang.“lalu apa lagi?”Aku tampak berpikir mau mengambil barang apa lagi karena ini hal pertama kali dal
“Suami bangunlah, kau harus ke kantor hari ini,” aku membangunkan Farhan sambil mengusap rambutnya,seperti seorang ibu yang sedang membangunkan anaknya.“Sudah jam berapa?” Farhan berkata sambil masih menutup matanya.“Masih pagi, tetapi aku sengaja membangunkanmu agar kau bisa meghirup udara segar di pagi hari.”“Tunggu sebentar aku masih ngantuk,” Farhan meraih tanganku lalu ia genggam dan kembali tertidur.“Bangunlah, aku akan membuatkan sarapan untukmu.”“Kau akan memasak?” Farhan langsung membuka matanya lebar lebar dan ia mengambil posisi duduk walaupun ia masih sangat ngantuk.“Iya, aku sedang ingin memasak. Kau mau di buatkan menu sarapan apa?”Farhan masih terdiam sambil memandangku dengan tatapan tidak percaya.“Mau nasi atau roti isi?” Aku memperjelas pilihan menu sarapan kepada Farhan.“Roti saja,&rdquo
Farhan masuk ke dalam ruangannya dan begitu juga dengan Jack. Farhan harus mempelajari apa yang harus di lakukan saat di Arab, tetapi ia masih bimbang dengan keputusannya sendiri.Yang ada dalam pikirannya Farhan saat ini ia sangat kawatir saat ia sedang di Arab dan Jemy akan datang menjemput istrinya karena Jemy bisa mengakses masuk ke kediamannya.Fokus Farhan pecah saat ada email masuk ke layar komputer yang ada di meja kerjanya.“Alinda?” Farhan menyebutkan nama yang barusan mengirim surel padanya.“Drama apa lagi yang akan ia mainkan sekarang,” Farhan membuka isi surel yang di kirim oleh Alinda.‘Aku dengar kau akan ke Arab ya? Berarti sebentar lagi akan menjadi sultan minyak, congratulation ya dear.’ Begitulah isi surel dari Alinda.‘Dari mana kau tau?’‘Aku mempunyai banyak telinga dan juga mata.’‘Jangan sekali kali kau berulah, aku tidak peduli dengan ke
Jack langsung tancap gas menuju rumah Farhan, bukan karena ia kesepian tetapi semenjak hubunganku dengan Jack ternyata kakak beradik membuat Jack menjadi semangat dan ingin menjauhkan kehidupannya di masa lalu.Jack menjadi playboy karena hidupnya kesepian dan hanya mempunyai seorang kakek yang di luar negeri sedangkan ibunya sudah meninggal jadi ia di sini hanya sebatang kara, ia menghabiskan waktunya untuk bekerja di perusahaan Farhan dan juga main ke bar dan kencan dengan wanita yang selalu ganti.Mereka hanya pelampiasan Jack saja, sekarang Jack merasa hidup kembali dengan keluarga yang baru. Jadi ia berusaha sebisa mungkin untuk selalu membuatku bahagia dan pastinya.***Setibanya Jack di kediaman Farhan, ia langsung masuk ke dalam rumah tanpa menunggu di bukakan pintu seperti tamu.Memang sudah tidak asing lagi jika Jack datang kerumah, bibi Ana menyadari kedatangan Jack, ia langsung menyapanya dan menawarkan segelas minuman."Apa kaba
Setelah selesai makan malam, kita sedikit berbincang bincang di taman belakang yang membuatku ngantuk dan Farhan mengetahui kalau aku sudah mengantuk. Pasti ini karena perut yang kenyang jadi aku merasa sangat ngantuk."Luna ayo kita istirahat," ajak Farhan padaku."Kalian lanjut mengobrol saja aku di sini akan menemani kalian.""Sangat terlihat jelas kalau kau sudah mengantuk, ayo istirahat.""Istirahat saja Luna, kita semua harus istirahat karena besok adalah hari keberangkatan kita," Jack juga menyuruhku untuk istirahat."Baiklah, ayo kita semua istirahat."Farhan langsung mengajakku ke kamar sedangkan Jack juga ikut masuk ke dalam rumah tetapi ia bingung harus tidur di mana karena Farhan tidak memberitahu padanya."Aku tidur di mana?" Tanya Jack yang kebingungan berdiri di tengah tengah ruang tamu."Tidur saja di sofa," Jawab Farhan dengan asal bicara."Apa kau gila, jika seperti ini lebih baik aku tidur di rumahku s
Saat aku membayar, aku melihat ada jajaran botol susu untuk bayi dan itu membuat mataku tidak bisa memalingkan pandangan. Jadi aku menghampirinya dulu untuk melihat lihat, siapa tau ada yang mau aku beli nanti.Akhirnya aku mengambil salah satu botol yang menurutku sangat lucu, padahal aku membelinya juga entah akan di pakai atau tidak.“Luna,” seorang wanita memanggil namaku, membuat aku berpaling untuk melihat siapa yang memanggil namaku.“Alinda? Kau sedang berbelanja juga di sini?” Aku balik bertanya, wanita yang memanggilku adalah Alinda.“Tidak, aku melihatmu sedang berbelanja di sini jadi aku masuk saja untuk menyapamu.”“Kita sudah lama tidak bertemu ya.”“Iya, kau berbelanja perlengkapan bayi untuk siapa? Atau jangan jangan kau sedang hamil?”“Iya untuk calon bayiku, aku sedang melihat lihat dulu karena jenis kelamin bayiku belum terlihat jadi aku belum bisa me