Share

31. Keputusan Hana

Brakk, pintu terbanting keras. Hana berdiri dengan napas tersengal yang ditahannya sejak tadi.

Entah kesialan seperti apa hingga dirinya kepergok oleh Aji yang berada di depan unitnya. Menurut Hana seperti itulah karena Aji tampak hendak membuka pintu di sana.

"Kalau mau ke sini kenapa tidak bilang," kata Aji. Melangkah menghampiri Hana dan menarik tangannya.

"Heh, lepaskan!" Hana meronta meminta tangannya dilepas.

Namun, apa boleh dikata. Kekuatan Aji lebih besar darinya hingga dengan mudahnya ia diseret ke dalam unitnya. Kemudian di bawa ke sofa yang ada di sana dan mendudukkannya paksa.

"Kamu apa apaan sih!" bentak Hana.

"Kenapa? Aku cuma mau ngobrol saja," timpal Aji.

"Jangan bikin orang lain salah paham, ya. Tidak baik seorang wanita dan laki-laki yang tidak muhrim berada dalam satu ruangan tanpa pengawasan," ujar Hana.

"Apa ini kode kau minta kuhalalkan dokter cantik," goda Aji.

Aji dengan gayanya menaik turunkan alisnya. Menggoda Hana kemudian menyeringai tipis.

Plakk, satu puk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status