Share

34. Keyakinan Hana

Sinar mentari mulai menunjukkan atensinya. Menggantikan sinar bulan yang perlahan kembali ke peraduan. Dan di sinilah Hana berada, kamar Aji.

Sudah lima menit Hana terbangun dan tersadar dari tidur singkatnya. Diam dan merenung sambil menatap plafond di atasnya dengan tenang. Masih di bawah selimut tebal yang hangat Hana dapat mencium aroma khas seperti manis bercampur dengan maskulin yang masuk ke dalam indera penciumannya.

Tentu Hana ingat di mana dia berada sekarang. Karena ia kira akan larut dalam kesedihannya semalam dan tidak bisa tidur. Ternyata kenyataan berkata lain.

Sepertinya hatinya tidak selemah itu untuk terus menangisi suaminya. Suasana yang nyaman di ranjang bocah ini membuatnya terlelap begitu mudahnya. Bahkan sampai begitu pulas dan tidak ingat apa-apa.

"Sekarang aku harus melakukan apa yang sudah hatiku katakan," gumam Hana.

Diambilnya ponsel yang semalam digeletakkan sembarangan dan mencari nomor yang disimpannya. Nomor pengacara yang diberikan Mawar semalam tentun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status