Share

42. Tidak Bercanda

Hana sudah pasrah dengan usulan Aji. Bagaimana tidak? Karena sekarang mereka sudah ada di sebuah kedai dengan minuman hangat yang mengepul di hadapannya.

Walaupun begitu Hana tidak serta merta menerima apa yang tersaji. Dia menatap Aji dengan jengah dan kesal. Bahkan dari tatapannya bisa membunuh lalat yang lewat di hadapan mereka.

"Udah tahu ganteng enggak perlu diliatin begitu," kata Aji.

"Kamu enggak bisa apa sehari aja enggak usil. Kepedean juga, maunya apa sih," balas Hana.

"Maunya jadi suami kamu," timpal Aji.

Ya, Tuhan. Sampai kapan Hana harus menghadapi bocah ini? Hana tidak bisa menahan kesalnya terus menerus. Bisa jantungan dia lama-lama.

"Sudah cepat habiskan terus aku anterin pulang. Bukannya besok ada jadwal operasi, ya?"

"Aku 'kan maunya ice-cream, bukan ini," keluh Hana. Tetapi masih tetap diminumnya.

"Ini demi kesehatanmu, dokter Hana. Jangan banyak protes," kata Aji.

Kalau bisa Hana ingin meninju wajah Aji ketika dia tahu hari datang bulannya. Tetapi setelah tahu siap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status