Share

41. Undangan

"hallo."

Susan, wanita dengan perut setengah buncit menyapanya. Tersenyum manis seolah mengejek Hana yang berstatus sebagai mantan istri dari laki-laki yang menghamilinya.

"Ngapain nyapa orang yang enggak berguna, Nak. Jangan sampai ketularan sial," sinis wanita lain yang menemani Susan. Siapa lagi memangnya kalau bukan mantan mertuanya.

"Kalau bicara yang baik, Nek. Yang bawa sial itu anakmu karena sudah berani selingkuh," balas Aji.

Hana merotasikan matanya melihat Aji yang entah sejak kapan berdiri di sampingnya. Keberanian Aji membuatnya ketar-ketir ketakutan. Dan yang bisa Hana lakukan hanya pasrah sambil mengkode Aji agar diam saja.

"Heh! Kamu pikir kamu siapa? Berani beraninya bicara enggak sopan sama orang tua!" tegur Aminah.

"Mentang mentang tua seenaknya mau dihargai tapi enggak mau menghargai orang lain. Jangan harap ya, Nek," timpal Aji lagi.

"Kamu enggak punya etika, ya. Nyolot terus sama saya!" bentak Aminah.

"Makanya jangan gangguin orang. Urusin aja tuh kecebong beran
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status