Share

44. Peringatan

Waktu terus berlalu, dan Hana masih melirik ke arah pintu yang tertutup tanpa berkedip. Sudah hampir lima hari dia terus memikirkannya tetapi tidak menemukan yang terbaik.

Pilihan hanya ada satu yaitu Aji. Sesuai dengan tantangan yang diterima dan disanggupi, Hana hanya bisa berharap pada Aji. Lagi pula Aji juga yang sudah mengatakan iya.

Masalahnya waktunya tinggal besok dan Hana masih tidak tahu harus benar benar pergi atau tidak. Sementara pikirannya melayang jauh dan hatinya masih sakit, membuatnya ingin sekali tidak menghadiri pernikahan mantan suaminya.

Tok tok tok, Hana tersadar mendengar pintu diketuk. Yang kemudian Mawar muncul dari balik pintu. Dengan senyum cerah yang aneh.

"Kenapa kamu begitu mencurigakan, War," tuduh Hana.

Bukannya peduli dengan apa yang Hana tuduhkan. Mawar justru memilih duduk di hadapan Hana dengan senyum yang terus seperti itu.

"Mending balik sana dari pada senyum senyum enggak jelas," usir Hana. Kemudian menatap berkas pasien yang ada di hadapannya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status