Share

49. Penuh Perasaan

Setelah pernyataan yang membuat Hana semakin tidak percaya. Sekarang wanita itu sedang fokus dengan benda di telinganya. Apa lagi kalau bukan ponselnya.

Aji sendiri hanya duduk di tempatnya memerhatikan wajah Hana dari kejauhan. Ya, benar. Hana menjaga jarak agar tidak didengar oleh Aji. Karena dirinya sedang menghubungi orang tuanya.

Ada rasa kasihan melihat raut wajah Hana yang berubah sendu. Mungkin dia sedang dinasehati atau apa karena membuatnya sampai menitihkan air matanya. Karena tidak tahan melihat itu dari jauh, Aji perlahan mendekati Hana.

"Maaf, Pa. Hana bukan bermaksud menyembunyikannya. Hana hanya tidak mau Papa khawatir," kata Hana.

Grepp, Aji memeluknya dari belakang. Menaruh dagunya di pundak Hana yang lebih rendah. Membuat Hana terkejut bukan main dan merasa jantungnya berpacu seperti pacuan kuda. Sangat berisik dan tidak terkendali.

"A ... Aji? Jadi dia benar datang ke sana?" tanya Hana begitu nama bocah tengik yang tengah memeluknya itu disebut.

"Apa? Bersama orang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status