Share

48. Rindu Berbalut Kekhawatiran

Niat awal Hana pun terhenti. Sekarang ini dia tengah duduk kembali dengan seseorang di sampingnya. Orang yang sama yang mengulurkan sebotol minuman untuknya.

Udara mungkin terasa segar tetapi tidak bagi Hana. Karena rasanya ada yang aneh saat dirinya tengah duduk bersama dengan Dion di taman rumah sakit. Keduanya tidak saling menatap dan hanya diam.

"Kamu sedang ada masalah?" tanya Dion.

"Tidak ada," jawab Hana.

"Lalu, kenapa matamu merah seperti habis menangis?" tanyanya lagi.

Sekarang Hana harus menjawab apa? Haruskah dia bilang kalau semua ini karena dia memikirkan bocah tengik yang sudah memporak-porandakan dinding hatinya? Haruskah Hana katakan bahwa dirinya sedang merindukan sosok itu sekarang?

Atau, mungkinkah Hana harus meminta bantuan pada pihak berwajib untuk menyeret Aji. Menemukannya dan membawakan ke hadapan Hana? Astaga, kenapa Hana bisa selemah ini padanya. Katakan kalau Hana sudah terhipnotis dengan pesona tengil bocah yang selalu bersikap seenaknya itu.

"Aku hanya men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status