Mendengarnya, Jack, Steve dan Olive terkejut. Selain keluarga Swift, mereka bertiga lah yang melebarkan mata.
"Apa yang kau katakan?"
"Satu tahun?"
"Jangan bercanda, Amber! Kau pergi selama tiga tahun!" ucap Olive terkejut.
"Tiga tahun?" Amber mengulanginya.
"Ya! Selama itu kau pergi. Aku dan ayah pergi ke sana untuk menemuimu. Tapi kau sama sekali tidak terlihat!"
"Aku sempat berpikir kau mati karena panasnya Gunung Yultim. Namun ... kau pergi ke mana?"
Amber pun mulai menceritakan semuanya, tentang apa yang terjadi di gunung Yultim. Dia juga menceritakan seorang perempuan yang bernama Liliana.
"Jadi, orang yang melatih aliran Qimu adalah Liliana, siapa dia?" tanya Jack dengan begitu penasaran
"Ya, siapa sebenarnya Liliana itu? Kenapa dia bisa ada di sana, seolah menunggu kedatanganmu dan ingin melatihmu?" tambah Steve.
Amber juga tidak habis pikir, kok bisa ... semua itu seakan serba kebetulan. Padahal
"Amber, bisakah kau benar-benar menaklukan Monster tersebut? Jangan bercanda! Jika kau tidak cukup kuat, aku takut kau akan menderita serangan balik!" Steve memperingatkan Amber.Sebelumnya Amber meminta Steve untuk terus mengawasinya agar tidak terjadi suatu hal yang buruk, dan itu menambah Amber rasa aman ketika jiwanya sedang bertarung dengan jiwa monster yang mengerikan.Dia menjelaskan pada Steve, bahwa ada satu jiwa monster berkekuatan besar yang di segel dalam tubuhnya, yang mendatangkan kekuatan besar.Namun, Amber belum bisa mengendalikan dan menjinakkannya, bahkan kekuatan monster itu menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.Amber juga mengatakan, hanya ada dua cara untuk bisa mengatasinya, dia harus mendapatkan sembilan jiwa yang juga mempunyai kekuatan besar.Tetapi, seperti yang pernah Raja Dyxonteach katakan, monster itu tidak akan tinggal diam, dan akan terus berusaha membebaskan diri dari segel penjara.Dan hanya satu pi
"ARRRGH!"Setelah mendengar raungan, Raja Dyxonteach menatap lurus ke depan, dan menemukan Monster bertubuh besar bergegas mendekati Amber, lalu menyerangnya.Dengan keringat dingin di dahi dan darah di tubuhnya, Amber mati-matian berjuang untuk bisa menghindari serangan tersebut.Menyadari bahwa kekuatan Monster di depannya jelas lebih kuat, kecepatannya juga jauh lebih cepat,Amber hanya bisa menggertakkan giginya, laju memusatkan energi Fangyu se-Qi ke tangannya yang di kepal, dan meninju Monster bertubuh besar dengan ganas.Sementara di pihak lawan, Monster bertubuh besar itu langsung menghindari serangan Amber.Kemudian menamparnya dengan keras menggunakan cakar yang agak tajam, membuat Amber terbang mengudara hingga membentur langit-langit gua.Setelahnya, sebelum Amber benar-benar menyentuh tanah, secepat kilat Monster bertubuh besar melompat ke atas, kembali meregangkan cakarnya yang besar, dan ...BUUUK!D
"Berbeda dengan dunia kita, dunia Himmlische Stadt terbagi menjadi tiga Ras utama, Ras Manusia, Ras Iblis, dan Ras Monster. Setiap ras memiliki kehidupannya masing-masing!""Baik Manusia, Monster dan Iblis cukup luar biasa, karena mereka memiliki kemampuan unik yang tidak dapat dicapai oleh ras dunia kita."Jack mendengarkannya dengan serius. Sementara Chad, terus melanjutkan ceritanya."Meskipun konflik memang cukup wajar terjadi, terlebih pasti dituntut untuk bisa hidup berdampingan!""Namun, meski begitu adanya konflik ini terkadang juga mengakibatkan berbagai permasalahan hingga membuat permusuhan antar ras ... "Konflik yang terus berkelanjutan memang bisa menimbulkan permasalahan yang lebih serius!Puncak konflik tersebut menjadikan dunia Himmlische Stadt kacau. Kericuhan, saling membunuh, dan kelaparan terjadi dimana-mana. Selama bertahun-tahun manusia, monster, dan iblis berperang satu sama lain.Perbedaan ras telah membuat du
Sebelumnya ...Steve yang tengah mengawasi, tiba-tiba mendapati energi besar dan aura menakutkan terpancar dari tubuh Amber, yang membuat Steve cukup sulit bernafas.Dia juga melihat perubahan rambut Amber yang memanjang sedikit, mata memerah, tiga garis yang seperti corak kumis di pipinya terpampang tebal, serta taring dan kukunya memanjang.Sesuatu yang mengerikan terjadi pada Amber!Bagaimana tidak? Fisiknya tampak menakutkan, dengan taring dan kukunya yang seperti hewan buas. Apalagi dia juga memiliki wajah garang."Amber ..."Steve segera mengepalkan tinjunya, dia tahu bahwa saat ini orang yang di hadapannya bukan lah Amber, dan langsung menghantamkan tinjunya ke arah dada rivalnya itu.Melihat Steve bereaksi meninjunya, Amber memaparkan senyum tipis dan tidak bergerak.Sebelum hantaman Steve mengenai sasarannya, tubuh Amber tiba-tiba terlihat seperti mengeluarkan sebuah armor pelindung, cahaya kemerahan seketika menyelimu
Tangan Amber melesat dengan sangat cepat. Laksana merobek udara, membuat suara yang tajam. Spontan Steve langsung menutup kedua matanya!Diiringi dengan angin yang menyebabkan kursi dan meja sampai terhempas, ledakan kekuatan seketika berbenturan.Luapan panas terasa hingga ke seluruh penjuru ruangan tempat mereka berada. Akan tetapi, Steve yang menunggu eksekusinya merasa aneh.'Tak sakit! Apakah Amber memberiku kematian yang cepat sampai aku tak merasakan sakit!'Lantas, dia pun perlahan mengintip dengan mata menyipit.Deg! Jantungnya serasa akan melompat keluar!Tepat satu inch di atas kepala Steve, tangan Amber tiba-tiba menggantung, seakan waktu benar-benar terhenti.Melihat ini, Steve sangat terkejut. Dia tidak mengerti, dengan dirinya tak berdaya Amber hanya perlu mengibaskan tangannya untuk membunuh Steve, tapi mengapa itu tidak terjadi?Steve tampak bingung dan perlahan menggeser tubuhnya kebelakang seraya masih syok.
Saat Chad Swift memandang ke depan, dia tertegun dengan orang yang sedang ditahan oleh Steve.Di sekitar orang itu, energi Qi kemerahan terus menerus terpancar membumbung ke atas. Memadat, membentuk satu perwujudan yang menakutkan.Tatkala energi Qi berbentuk semakin jelas dan kuat alirannya, Chad tercengang."Ini ... adalah jiwa Lord Ben, sosok yang paling mengerikan di antara para Servus Regis, bagaimana mungkin ada di tubuhnya?""Legenda menyebutkan jiwa Lord Ben sangat sulit untuk dijinakkan. Pangeran yang menciptakannya juga kewalahan ketika menghadapi jiwa ini!""Lantas, mengapa jiwa Lord Ben bisa berada di tubuh Amber? Siapa dia?"Jelas Chad tercengang bahwa jiwa Servus Regis itu ternyata Lord Ben yang begitu menakutkan dan kuat."Kau bisa mengetahuinya?"Seusai mendengar Chad berbicara, Jack sangat terkejut!"Aku memang bisa merasakan kekuatannya, namun tidak pasti akan wujud asli Jiwa itu!" Jack bertanya."Tentu saja anda tidak akan bisa, Tuan!" jawab Chad."Maksudmu?""Maaf
Gelap telah berganti tugas dengan terang yang mulai naik dari kaki langit, menyinari semua yang terkena cahayanya, kicauan burung berserta embun rumput juga turut menghiasi pagi, dan semua orang di kediaman Verbegens mulai melakukan aktivitas masing-masing. Terkecuali, Amber yang baru membuka mata dan mengerjapnya pelan. 'EEH!' Terdiam sejenak, Lalu meneliti sekelilingnya. Tubuhnya mematung saat menyadari kalau dirinya sudah berada di kamar. Namun, pakaiannya belum diganti. "Aku ketiduran! Tapi, kenapa aku di sini?" "Ahh, biarlah. Mungkin Master atau orang lain yang telah membawaku!" Dengan wajah bantalnya, Amber berjalan ke arah kamar mandi. Tetapi, kakinya terpeleset membuat tubuhnya tumbang. Gedubrak! "AARGHH! Sial!" Merintih! Pemuda itu berdiri susah payah dan mulai membersihkan diri. Setelahnya, Amber mengarahkan pandangan pada cermin, menatap pantulan dirinya yang setengah telanjang.
Tetapi, orang yang dibentak Amber tidak mendengarkannya, dia terus mengambil pecahan kaca dengan tangan kosong. Menanggapi hal itu, Amber segera mendekat dan meraih pergelangan orang tersebut. "Zabrina, cukup. Sudah, biarkan aku saja!" Dalam mengumpulkan pecahan kaca, Zabrina tidak melihat tampang Amber dan mengabaikan perkataannya. Ketika mendengar namanya disebut, serta tangannya dipegang oleh Amber, barulah Zabrina bergegas menghentikan pekerjaannya. Dia juga menatap Amber seraya berkata, "Anu ... bisa kah kau pakai baju dulu! Aku ... aku ..." Zabrina tergagap. Tampak jelas wajahnya memerah, tersipu malu. "Oh ... tentu!" jawab Amber, tersenyum. Sejurusnya, Amber berjalan menuju lemari pakaian dengan ekspresi malu. Zabrina menyaksikan adegan ini, tidak tahu mimik apa yang harus dia tunjukan. Dia tidak pernah mengira, kedua matanya akan bisa melihat tubuh Amber yang penuh bekas luka. Zabrina ter