Share

44. Fitnah Keji

LELAKI di sebelah depan yang mengenakan destar tinggi warna hitam terbuat dari sejenis kulit kayu meludah ke tanah. “Dasar manusia bodoh! Setelah membunuh keponakanku kau masih bisa berkata tidak mencari lantai terjungkat! Menuduh kami memfitnah!”

“Hai! Pasalut, Pamanda, Ruhrinjani istri yang kucintai! Perihnya hati dan jiwa akibat kematian istri masih belum terobati! Bagaimana tega-teganya kau menuduhku membunuh Ruhrinjani?!” ujar Maithatarun dengan sikap tetap tenang walau telinganya panas mendengar ucapan orang.

“Jin jahanam! Jangan kau berani bermanis mulut! Aku punya, saksi yang melihat kau membunuh Ruhrinjani keponakanku! Mayatnya kau lemparkan ke dalam jurang di sisi Bukit Batu Tunggal!”

“Kau boleh punya seribu saksi Pasalut Pamanda, tapi aku punya saksi para Dewa dan Dewi!”

“Kurang ajar! Berani-beraninya kau membawa-bawa nama Dewa dan Dewi!” bentak orang bernama Pasalut.

“Aku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status