Share

Tak Boleh Kalah

Yasmin memacu mobilnya, masuk ke dalam halaman rumahnya yang luas, membanting pintu lalu berlari ke dalam rumah.

“Yaya!” Rima menyambutnya dengan ceria, tetapi anaknya masuk dengan muka memerah dan rambut acak-acakan.

“Mama…” Ia mendekati ibunya sambil menangis, suaranya parau. “Mama ….”

“Yaya, Sayang, kamu kenapa?” Ia biarkan anaknya menangis di dadanya, sambil terus memeluk dan mengelus rambutnya.

Yasmin terdiam di atas ranjangnya. Matanya nyalang memandang entah ke mana. Teringat kejadian sore tadi di jalan raya, Wibi memandang Mahesa dengan mesra di sebuah trotoar rindang di daerah Dago.

      Meski sangat pelan, suara itu terdengar jelas di telinga. “Pacar.”

      Yasmin meringkuk, menangis tersedu sedan. Membuat bingung perempuan di usia baya itu.

“Yaya! Kamu kenapa, sayang?!” Rima ikut menangis sambil memeluk anaknya.

***

Mata Mahesa belum l

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status