Saat ini terlalu banyak yang terjadi.Virus S1 sedang menyebar dengan gila.Sisca masih sakit.Jasad Bertha bahkan belum ditemukan.Royta kembali ke Negara Marika.Begitu banyak masalah yang terjadi.Saat ini memang bukan waktu tepat untuk mengadakan pesta pernikahan.Hendra berkata, "Vonny adalah penghipnotis yang hebat. Setelah masa karantina berakhir, aku akan membawamu ke tempatnya. Dia pasti bisa mengembalikan ingatanmu yang kacau."'Bagaimana kalau aku nggak bisa mengingat beberapa hal tersebut?''Kematian Bertha adalah sebuah mimpi buruk yang menakutkan.'Sisca sampai sekarang masih tidak berani menghadapinya.Dia bahkan tidak berani mengatakan sepatah kata pun.Namun, Sisca merasa bersalah ketika melihat mata Hendra yang memerah setelah merawatnya beberapa hari berturut-turut."Sekarang aku sudah melewati masa bahaya, jadi kamu nggak perlu terus merawatku. Kamu di sini nggak bisa istirahat dengan baik, lebih baik kamu minta Dokter Benny memeriksa kondisimu, kalau baik-baik saja
Hendra malas untuk menebak, dia berkata, "Terserah kamu mau bilang atau nggak."'Hendra memang nggak seru!'Benny juga tidak jual mahal lagi, dia berkata, "Gian mengirimkan sebutir obat S1. Aku sudah menguji, obat ini memang bisa menghentikan virus S1 menyebar di dalam tubuh.Hendra dengan terkejut bertanya, "Dia nggak minta apa pun?""Jessy yang bicara dengannya. Dia hanya menyampaikan satu kalimat saja.""Apa itu?"Benny juga bingung, dia jawab, "Gian bilang kalau ke depannya dia ke Kediaman Ika Kota Sela untuk meminta seseorang, dia harap Keluarga Ika nggak melarang dan mempersulitnya."Sisca juga terkejut.Apa Keluarga Ika punya hubungan dengan Gian?"Benny berpikir sebentar, kemudian menatap Hendra dan berkata, "Jangan-jangan ... Gian jatuh cinta pada istrimu?"'Maka itu dia bersedia memberikan obat virus S1 kepada kita tanpa imbalan apa pun?'Hendra hanya terdiam.Benny dengan seru berkata, "Manusia nggak takut kepada musuh yang jahat, tapi kita takut pada musuh yang bucin!"Hend
Selama Sisca berada di sisi Hendra, Hendra tidak keberatan walau Sisca tidak bisa mengingat kembali.Sisca barusan mengalami tekanan yang begitu besar, Hendra juga tidak ingin mendesaknya.Dalam perjalanan ke Cemara Praya.Hendra berkata, "Oh ya, besok kakeknya Zayn ada acara ulang tahun ke-80. Dia mengajak kita untuk makan bersama. Kupikir-pikir kamu sudah lama nggak bertemu dengan Nancy, jadi aku pun mengiakannya.""Oke."Sisca tahu kalau Hendra membawanya bertemu dengan teman-teman lama agar ingatan Sisca cepat kembali dan bisa mengetahui masalahnya Bertha....Di malam hari.Setelah Sisca mandi, dia menggendong Kentang ke atas tempat tidur, dia juga menerima pesan dari Nancy."Aku belum menyebarkan video Sharon selingkuh dan ayah angkatnya itu. Aku berpikir mengurus masalah itu setelah kamu kembali. Apa yang harus kita lakukan sekarang?"Kalau Nancy tidak mambahas hal ini, Sisca pun hampir saja melupakannya.Masalah Sharon tentu saja harus diselesaikan.Ketika Sisca mau membalas pe
Sisca langsung menjawab, "Pakaian dengan aksesoris mutiara."Hendra kehabisan kata-kata.'Lumayan pintar mencari alasan.'Sisca meletakkan kembali ponsel ke atas ranjang, saat dia barusan bersandar, Hendra langsung memeluknya dengan erat.Namun, Hendra hanya mencium di bagian keningnya, kemudian memeluknya dan mematikan lampu. "Tidurlah."Kasur yang empuk dan bersih menyebarkan aroma mawar yang lembut.Mereka sudah tidak tidur nyenyak selama beberapa hari.Sisca sangat kelelahan.Dia langsung tertidur saat di dalam pelukan Hendra....Tengah malam, sebuah mobil van putih berhenti di depan perumahan elit wilayah Batuna.Di dalam mobil.Sandra berkata kepada manajernya, "Kak Hetty, besok pagi kamu pakai mobil ini jemput aku ke Kediaman Oswald."Hetty dengan khawatir berkata, "Bukankah itu terlalu terang-terangan? Meskipun Nancy bukanlah apa pun bagi Zayn, sekarang mereka belum cerai. Kalau kabar ini tersebar, itu hanya akan merugikanmu."Tatapan Sandra tiba-tiba menjadi dingin, dia berka
Sisca menggumpalkannya menjadi ukuran kecil, kemudian tersenyum santai melewati samping Hendra sambil berkata, "Aku mandi dulu."Di saat Hendra menarik lengan Sisca ....Sisca langsung merinding, dia bahkan langsung membuat pakaian itu ke dalam kasur....Hendra mengintip ke belakang."Kamu ... kumismu belum bersih! Sini kubantu kamu bersihkan kumismu."Sisca menahan lengan Hendra dan menariknya ke dalam kamar mandi.Hendra mengelus dagunya bertanya, "Apakah benar belum bersih?"Sisca memelototinya berkata, "Iya!"Saat masuk ke dalam kamar mandi, Hendra memberikan cukurannya kepada Sisca sambil menatapnya dengan tatapan senyuman. "Apa kamu teringat sesuatu?"'Kalau bukan, kenapa Sisca tiba-tiba menjadi begitu ramah? Bahkan mau mencukur kumisku?'Sisca menjawab, "Aku masih berusaha mengingat kembali."Hendra juga tidak mempermasalahkannya, dia hanya berkata, "Ini kedua kalinya kamu mencukur kumisku."Pertama kali adalah ketika mereka tinggal bersama saat pacaran di masa kuliah.Saat itu
'Hendra menanyakan cara memakai baju ini?''Cara memakai?''Aku nggak percaya Hendra nggak tahu cara memakainya!'Sisca dengan malu berjalan ke arah ruang ganti.Hendra juga tidak mempersulitnya, dia mengelus kepala kentang sambil bertanya, "Dari mana kamu ambil?"Kentang hanya menatapnya dengan tatapan tidak bersalah. "Miao ....""Bagus."Kentang pun terdiam....Di dalam ruang ganti.Sisca sedang memakai sebuah terusan, tapi resleting di bagian belakang tersangkut karena menarik terlalu cepat.Kini, Hendra mendorong pintu masuk dan bertanya dengan sopan, "Apa perlu bantuan?"...'Baik sekali?!'Hendra memang menanyakannya, tapi dia juga langsung menarik resleting tersebut.Sisca yang sudah selesai memakai terusan itu langsung meletakkan sebuah mantel di lengannya. Ketika dia mau berjalan keluar, dia malah ditahan oleh Hendra.Sisca menatapnya dengan kebingungan.Hendra berkata, "Setelah kubantu, kamu mau mengabaikanku?"Sisca sangat kebingungan.'Aku mana ada mengabaikannya?'Hendra
Nancy mau membawa Sisca berjalan-jalan di halaman.Sisca malah melepaskannya dan melawan bibinya Zayn, "Betul kata Bibi. Manusia memang bermain dengan sejenis. Pak Zayn yang begitu mulia kenapa bisa memiliki kerabat sepertimu yang meremehkan orang lain?"Bibi Zayn yang bernama Celine Tiroyo tidak menyangka Sisca sebagai orang luar berani menyindirnya di wilayah Kediaman Oswald."Kamu! Beraninya kamu menghinaku?"Sisca menjawab, "Nggak berani. Aku cuman penasaran saja."Celine pun terdiam.Melihat Celine kehabisan kata-kata, Nancy pun tertawa dan langsung membawa Sisca pergi.Mereka berdua berjalan ke halaman yang dipenuhi dengan pemandangan indah. Di sini ada paviliun, air sungai yang mengalir dan desain yang menarik.Sisca dan Nancy masing-masing duduk di ayunan.Barusan mereka duduk untuk berbicara, sebuah bola karet mengenai punggung Nancy.Bola ini berasal dari anak Celine yang nakal, Daniel Oswald.Dia menunjuk Nancy dengan sombong berkata, "Kamu turun. Aku mau main ayunan."Nancy
Bobby di ruang kerja bersama Hendra dan Zayn membahas masalah Royta.Bobby tampak sedih."Mungkin Arnold yang asli sudah lama meninggal. Kemungkinan besar Royta adalah mata-mata yang menyelinap, tapi untung saja sudah ketahuan, jadi mata-mata Biro Husada sudah dilenyapkan."Hendra dengan bingung berkata, "Aku pernah melihat orang yang menyamar menjadi orang lain. Meskipun topeng itu sangat nyata, teman dekat pasti bisa membedakannya dengan jelas. Pak Bobby dulu dengan Arnold adalah teman seperjuangan, kalau Arnold yang sekarang memang palsu, dia memang bisa membohongi kamu, tapi bagaimana mungkin Pak Bobby juga nggak menyadarinya?"Bobby berkata, "Mungkin karena beberapa tahun ini kami jarang bertemu, jadi aku kelalaian. Ada satu kemungkinan lagi yaitu Royta adalah saudara kembarnya Arnold."Hendra dan Zayn langsung terkejut.'Arnold punya saudara kembar?'"Nggak banyak orang yang tahu tentang ini. Aku juga nggak sengaja mengetahuinya. Wajah dia dengan adiknya sama persis, kemampuannya