Share

Bab 32: Awal dan Akhir

Setelah terpaku beberapa detik, Lintang meraih jemari kukuh Satya lalu mencium punggung tangannya. Ia bersyukur tidak ada siapa pun di sana karena kantin sudah tutup. “Sa-saya kira Mas Satya nggak beneran ada di sini.” Mendadak rasa gugup meraja.

Lintang melihat wajah Satya sekilas lalu menunduk. Ia tidak sanggup berlama-lama melihat senyum yang membuat hatinya meleleh. Ia khawatir terlanjur jatuh cinta dan akan terlalu sakit kalau saat perpisahan tiba.

“Ngapain nge-prank jauh-jauh dari Bandung ke Jogja?” Satya tertawa. “Kamu udah beres kuliah atau masih ada kerjaan?”

“Udah selesai. Ini mau pulang.” Lintang memberanikan diri mendongak. Perlahan detak jantungnya mulai normal.

“Kalau gitu, kita jalan, yuk. Di mana tempat makan paling enak di Jogja?” tanya Satya antusias.

“Eng, anu ….” Lintang menggaruk kepala. Ia teringat Dini yang masih menunggunya di parkiran. “Saya bareng temen. Dia masih nunggu di parkiran. Kami mau hang out nanti malam.” Perempuan berkacamata itu berkata hati-
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status