Share

Takdir

“Kamu kok nggak pernah telepon ibu sih?” tanya ibu Sandi. Aku yang sedang menemani Hannah main tersetak kaget saat perempuan paruh baya itu tiba-tiba berada di sampingku.

“Anu itu …,”

“Apa si Reza kejam yah?” kekehnya. Aku menggelengkan kepala dengan cepat.

“Nggak kok bu, dia baik. Alhamdulillah.”

“Kalian sudah nikah kok kayak kaku sih?” tanyanya lagi.

Aku tersenyum saja, bingung harus berkata apa. Malam ini, aku terpaksa menginap di rumah Mas Reza. Pukul delapan malam, lelaki kanebo itu akhirnya datang. Dia menatapku dengan sangat lama, sepertinya dia sedang memastikan bahwa aku baik-baik saja seharian ini.

“Res, sekali-kali ajak Bulan ke Ausiee, saudaramu di sana pasti rindu, mau lihat ipar baru,” kekehnya.

Aku berjalan di belakang Mas Reza saat lelaki itu masuk ke dalam kamar. Aku terus mengikutinya. “Nanti lah bu, lagi pula Reza lagi sibuk,” jawabnya. Hannah bermain dengan ibu Niam. Untuk memperkuat peranku, aku mengambil tas Mas Reza dan membantunya melepaskan dasi.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status