Share

Bab 54

"Kamu beneran berangkat sama dia, Ndri?" Ali yang tengah berdiri di depan cermin lemarinya, memastikan sang adik duduk di kursi ruang tengah.

"Au ah. Dia maksa banget, Mas. Masa iya aku nolak, aku sudah terikat kontrak kerja juga dengan dia. Aku belum siap kehilangan pekerjaan ini. Cuman nemenin emaknya doang, kok." Indri terlihat malas meski sudah siap dengan penampilan rapi. Gaun hitam dengan beberapa manik yang berkilau, dipadu dengan jilbab berwarna nude. Indri menyandarkan kepalanya pada kursi. Menemani Ibunya yang tengah menonton televisi.

Waktu baru menunjukkan pukul tujuh, lepas salat Isya' Indri sudah siap. Menunggu pria yang katanya ingin menjemput. Tangannya mengotak-atik ponsel sejak tadi.

"Aku duluan, yah?" Ali keluar kamar. Menutup pintu agak renggang. Pria dewasa seusia Fabian itu terlihat sangat sempurna. Jambangnya yang mulai merambat tipis, mempertegas dirinya sudah benar-benar matang untuk segera berumah tangga.

"Duluan, deh. Kalau si es batu enggak datang, aku bis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status