Share

Bab 62

"Udah sana! Kasihan, tuh, dianggurin." Ali menahan tawanya ketika mendapati sang adik malah mendekam dalam kamar Ibunya. Di dalam sana, Shalsabila dan Rumi ikut menahan tawa.

"Gara-gara, Mas. Aku jadi harus satu kamar dengan dia. Gimana kalau dia ...." Indri berdecak. Ia malah melingkar dalam selimut dan memunggungi semua orang di dalam sana.

"Ndri, kamu bukan lagi anak remaja yang malu-malu ketika dijodohkan," tambah Shalsabila. Ia berdiri dan mendekat. "Kasihan suami kamu "

"Tapi, aku takut, Mbak."

Semua terdiam.

Rumi menatap Ali dan menantunya secara bergiliran. Ia memberi isyarat dengan kerlingan mata agar mereka keluar. Setelah semua keadaan tenang dan hanya ada ibu dan anak saja dalam kamar itu, Rumi mulai mendekat.

"Indri ... coba bilang sama Ibu, kenapa kamu takut menemui Tuan Dave?" Rumi ingin bicara dari hati ke hati. Wanita itu menaiki ranjang tidur di sebelah Indri.

"Indri belum siap, Bu. Indri rela tidak menikah sampai tua bahkan kalaupun tidak bisa punya anak lagi. Buk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status