Share

Bab 3: Hari Pertama di Studio

Langit pagi itu memancarkan cahaya lembut melalui jendela-jendela studio produksi. Alina tiba di studio dengan hati yang berdebar-debar, menatap gedung megah di depannya dengan campuran antara kegugupan dan kegembiraan. Hari ini adalah hari pertama kerjanya di bawah naungan Adrian, seorang sutradara ternama yang menawarkannya kesempatan luar biasa untuk menulis skenario film.

Ketika Alina melangkah masuk ke dalam studio, dia segera disambut oleh hiruk pikuk aktivitas yang sedang berlangsung. Para kru film bergerak kesana-kemari dengan sibuknya, mempersiapkan segala sesuatu untuk memulai hari kerja. Bau cat segar dan kopi mewangi mengisi udara, menciptakan atmosfir yang bersemangat.

Adrian sudah menunggu di pintu masuk studio dengan senyuman hangat. "Selamat datang, Alina," sambutnya dengan ramah saat Alina mendekat.

"Terima kasih, Adrian," jawab Alina dengan senyum serupa, merasa lega karena mendapatkan sambutan yang hangat.

"Bagaimana rasanya menjadi bagian dari tim?" tanya Adrian sambil mengajak Alina berkeliling studio.

Alina merasa sedikit gugup, tetapi juga sangat bersemangat. "Saya sangat bersemangat, Adrian. Ini adalah kesempatan luar biasa bagi saya," jawabnya dengan antusias.

Adrian tersenyum puas. "Saya yakin Anda akan melakukan dengan baik. Kami sangat beruntung memiliki Anda di tim kami."

Mereka berdua melanjutkan tur studio, Adrian menjelaskan setiap bagian studio dan memberikan pengantar singkat kepada para kru yang bekerja di sana. Alina mencoba untuk memperhatikan setiap detail yang diberikan Adrian, mencerna informasi sebanyak mungkin untuk membantunya menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.

Setelah tur selesai, Adrian membawa Alina ke ruang kerjanya. "Inilah tempat di mana kita akan bekerja," kata Adrian sambil menunjuk ke meja besar di tengah ruangan. "Jika Anda membutuhkan sesuatu, jangan ragu untuk bertanya. Kami semua di sini untuk membantu."

Alina tersenyum mengangguk, merasa berterima kasih atas sambutan yang ramah dari Adrian dan timnya. Setelah Adrian meninggalkan ruangan untuk menyelesaikan urusan lainnya, Alina duduk di depan laptopnya, siap untuk memulai hari kerjanya yang pertama.

Namun, begitu dia menatap layar kosong di depannya, dia merasa sedikit terjebak. Pikirannya berkecamuk dengan berbagai ide dan inspirasi, tetapi dia tidak tahu dari mana harus memulai. Dia merasa tekanan untuk memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya, terutama karena ini adalah proyek yang begitu penting bagi Adrian.

Alina memutuskan untuk mengambil beberapa saat untuk merenung, mencoba untuk menenangkan pikirannya yang kacau. Dia menarik napas dalam-dalam, menutup matanya sejenak untuk mencari ketenangan dalam dirinya sendiri.

Ketika dia membuka mata lagi, dia merasa lebih tenang. Dia memulai dengan menulis beberapa poin kunci tentang alur cerita yang mereka diskusikan dengan Adrian sebelumnya. Lambat tapi pasti, kata-kata mulai mengalir dari jarinya, membentuk kalimat-kalimat yang membentuk kerangka dasar dari skenario film.

Waktu berlalu dengan cepat saat Alina tenggelam dalam pekerjaannya. Dia terus menulis dengan penuh semangat, menciptakan dunia dan karakter-karakter yang akan menghidupkan skenario film ini. Meskipun terkadang dia merasa terjebak dalam blokade kreatif, dia terus mengatasi rintangan tersebut dengan tekad yang kuat.

Tiba-tiba, Alina tersadar bahwa matahari sudah mulai terbenam di balik cakrawala. Dia melihat jam di sudut layar laptopnya dan terkejut menyadari betapa cepatnya waktu berlalu. Dia tidak menyadari bahwa dia telah begitu asyik dengan pekerjaannya sampai waktu menjelang petang.

Adrian datang untuk menemui Alina di ruang kerjanya. "Bagaimana hari pertama Anda?" tanya Adrian dengan senyum ramah.

Alina tersenyum, merasa puas dengan produktivitasnya hari ini. "Sangat baik," jawabnya. "Saya sudah mulai menulis skenario, dan saya merasa cukup baik tentang kemajuannya."

Adrian mengangguk puas. "Saya senang mendengarnya. Saya tahu Anda akan melakukan dengan baik. Mari kita istirahat untuk hari ini dan lanjutkan besok."

Alina mengangguk setuju, merasa lega bahwa hari pertama kerjanya telah berjalan dengan lancar. Dia meninggalkan studio dengan perasaan puas, siap untuk kembali besok dan terus mengejar mimpinya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status