Share

38. Kebanyakan Makan Spaghetti

Cakra mengalami perkembangan luar biasa dalam belajar ilmu kanuragan. Ki Gendeng Sejagat jadi percaya kalau tidur adalah tirakat muridnya.

Jadi kakek sakti itu membiarkan saja Cakra tertidur pulas ketika ia mengajarkan ajian Badai Cemara. Dalam tidurnya, pemuda itu pasti menyimak dengan bantuan dua air mustika yang mengalir dalam darahnya.

Cakra tidak terbangun ketika angin topan melanda lembah di sekitar goa. Pohon meliuk dihantam deru angin yang hebat. Beberapa dahan patah.

"Aku ingin tahu seberapa pulas ia tertidur."

Ki Gendeng Sejagat menambah kekuatan tenaga dalam, tangannya bergerak memutar dan mendorong ke depan dengan telapak tangan terbuka. Angin dahsyat menerjang pepohonan, tanaman perdu tercabut bersama akarnya dan beterbangan di udara, kemudian jatuh menimbun pemuda yang tergeletak di batu ceper.

Cakra bangun, tangannya menggeliat, serta merta angin topan musnah. Ia heran melihat tanaman perdu berserakan di sekitar batu.

"Siapa yang mencabut tebu hutan ini?" ge
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status