Share

Part 3 Bertemu Virus Baru

Damian berjalan menelusuri lorong rumah sakit. Disana, suasana terlihat sepi dikarenakan hanya dokter spesialis yang boleh memasuki ruangan itu. Saat Damian berjalan, ia melihat sebuah pembuka aliran kotoran ruangan. Ia menghentikan langkah kakinya dan menatap fokus ke arah itu.

Tap! Tap! Tap!

Seorang wanita cantik berambut pendek berjalan menuju Nick dan ia menarik kepala Damian hingga terjatuh.

Sementara di sebuah ruangan Laboratorium, Jesika sedang menatap layar besar pada komputer.

Komplit 100% Selesai.

Jesika menoleh ke arah belakang, ia merasakan sesuatu yang aneh. Jesika berdiri dari duduknya dan menatap layar komputer yang berada di belakangnya.

Protokol Vaksin Lengkap!

Dua jarum unit penyuntikan siap digunakan

Setelah membaca isi layar komputer, Jesika tersenyum senang dan secara bersamaan. Tiba-tiba, lampu mati, ia menoleh ke arah sekeliling ruangan. Terdengar bunyi gawat darurat dan diikuti lampu berwarna merah dan jendela ditutup secara otomatis, membuat Jesika merasa ada yang tidak beres.

Berbeda dengan ruangan lain, terlihat seorang wanita cantik berambut pendek sedang menekan tombol pengisi udara dan berputarlah udara itu mengelilingi area sekeliling tempat ruangan rumah sakit. ia berjalan keluar dari ruangan.

Udara itu terus bertebaran dimana-mana, para dokter yang berjalan di setiap lorong rumah sakit merasa sesak nafas saat mencium bau udara yang tidak sedap itu. Mereka menjatuhkan tubuhnya dan terlihat urat-urat mengerikan muncul di tangannya.

Jesika yang berada di dalam ruangan, ikut mencium bau yang tidak sedap. Ia terjatuh dan terbatuk-batuk dan terbaring lemah di atas lantai.

Jesika berusaha bangun dari tempatnya dan mencoba berjalan ke arah pintu ruangan. Ia berjalan pelan dan menghentikan langkah kakinya menuju satu ruangan. Ia memberikan telapak tangan kanannya untuk membuka kunci runagan itu, pintu ruangan terbuka secara otomatis. Jesika berjalan masuk ke dalam ruangan.

Saat masuk ke dalam ruangan, ia membuka jas dokternya dan menaruh di atas meja. Ia menekan tombol untuk mengambil sebuah pistol yang berisi vaksin pertahanan tubuh. Ia mengambil satu pistol dan mengarahkannya ke arah urat-urat mengerikan yang berjalan ke arah lengan tangannya. Ia menembaki urat itu dan ia merasa rasa sakit yang luar biasa. Seketika, tubuhnya menjadi lebih normal dan pistol itu terjatuh dari genggamannya. Ia berjalan ke arah komputer laboratorium untuk mengecek suhu tubuhnya. Ia berjalan keluar ruangan.

Disana, Jesika melihat seorang lelaki yang sangat dikenalnya. Ia menatap lelaki itu yang sedang memakan mayat rekan kerjannya. Lelaki itu menoleh ke arahnya, seketika Jesika terkejut saat ia melihat orang itu.

"Damian!" ucapnya.

Damian berdiri dari duduknya dan mulai memposisikan dirinya berjalan ke arah Jesika. Damian berjalan cepat ke arah Jesika dan Jesika dengan sigapnya menghindari serangan dari Nick. Ia bergeser ke kanan dan terjatuh. Jesika berusaha bangkit dari duduknya dan mengambil tempat tabung udara dan mulai memukuli kepada Damian yang terbaring di depannya. Ia terus memukulinya dan akhirnya, darah itu jatuh berserakan di atas lantai.

"Mengapa? Mengapa sekarang terjadi disini?" tanya Jesika pada diri sendiri.

"Rasanya seperti direncakan." lanjut Jesika.

Jesika menoleh ke arah belakang, ternyata ia melihat ada 3 rekan kerjanya berubah seperti mayat hidup yang melangkahkan kaki menujunya.

Jesika berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah belakang untuk mencari tempat persembunyian. Jesika membuka pintu ruangan, ia menolehkan kepalanya untuk melihat ruangan itu. Setelah dirasa aman, ia berjalan masuk ke dalam ruangan. Ia berjalan ke arah meja dan ia bersembunyi ke bawah meja.

Saat ia menoleh, ternyata ada 3 rekan kerjanya berjalan melewati ruangan yang ditempatinya. Jesika keluar dari bawah meja dan ia melihat ada satu botol air putih yang berdiri di atas meja. Ia mengambil meja itu dan mulai meminum air itu sampai habis. Jesika mendengar suara yang tidak jauh dari tempatnya, ia keluar dari meja itu dan mulai melihatnya dan ternyata ada satu rekan kerjanya yang menjadi mayat hidup. Ia menghindari serangan itu dan mulai mengambil gunting dari laci meja. Jesika menacapkan gunting itu di atas kepada rekan kerjanya. Rekan kerjanya terjatuh dari atas meja menuju dirinya. Untunglah, Jesika menghindar.

Wanita cantik berambut pendek itu sedang berdiri dan menjatuhkan sebuah bom ke arah dokter yang tak sadarkan diri. Ia melangkahkan kaki menjauhi tempat itu.

Tap! Tap! Tap!

Duarrr!

Dari arah belakangnya dan berhasil memecahkan jendela ruangan persembunyian Jesika. Jesika terkejut dan secara bersamaan ia melihat 3 rekan kerjanya berjalan masuk ke arah jendela. Lelaki itu langsung berlari ke arah Jesika dan Jesika dengan sigap menendang tubuh pria yang berdiri di hadapannya. Rekan kerjanya yang lain ikut menyerang Jesika dan ia terjatuh saat kepalanya berhasil tertembak dari arah belakang.

Disana, terlihat Criss dan 3 rekan kerjanya yang menggunakan pakaian lengkap TNI AU dan Pistol panjang yang dipegangnya. Mereka mendobrak pintu ruangan itu dan mulai menembakki mayat hidup yang ingin menyerangnya.

"Jesika," panggil Criss yang berdiri tepat membelakangi pintu.

Jesika bangun dari duduknya dan ia berdiri dari tempatnya "Criss," ucap Jesika.

"Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Criss.

Jesika menoleh ke arah belakang dan Criss mengerti maksud dari Jesika yang menunjukkan tanda jempol di tangannya.

"Ini adalah waktu yang lama," ucap Criss.

"Kau harus mengenakan pakaian pelindung atau setidaknya masker." jawab Jesika.

"Baiklah, Bagaimana kabarmu?" tanya Criss basa-basi.

"Aku baik untuk sekarang." jawab Jesika.

'Apakah aku akan di karantina?" tanya Jesika di hadapan Criss.

"Dengar, jika virus itu benar-benar menular, kita pasti sudah mati. Melakukan karantina terlalu lama dan aku membutuhkanmu sekarang." jelas Criss duduk di hadapan Jesika yang berada di depan taman rumah sakit.

"Jadi jangan khawatir, kau pasti mendapatkan mandi air panas dan makan empat sehat lima sempurna serta semuanya baik-baik saja." lanjut Criss.

"Oke Criss," jawab Jesika di hadapan Criss yang dibalas anggukan.

***

Menurut polisi, para tersangka terosis bersenjata.

Headline hari ini, teror di kampus. sejauh ini ada laporan pembunuhan masal yang terjadi di dekat kafe kampus adalah berita terbaru insiden kekerasan di daerah berkemah memiliki banyak korban. Tim gugus keamanan dan kesehatan mengumumkan situasi ini di bawah kontrol.

Jesika terus mendengarkan sebuah informasi berita dari TV di ruang kamarnya dan ia menoleh ke arah belakang untuk mencari titik lokasi kejadian tersebut.

Tok! Tok!

"Jesika, ini aku," ucap Seorang pria dari balik pintu kamarnya.

Jesika mematikan TV menggunakan remote TV dan ia berdiri dari duduknya. Jesika berjalan menuju pintu kamar dan membuka pintu kamarnya.

"Silahkan masuk," ucap Jesika mempersilahkan Criss masuk ke dalam kamarnya.

"Sepertinya, kamu tidak beristirahat," celetuk Criss berdiri di hadapan Jesika.

Jesika menutup pintu kamarnya "Mandi air panas bukanlah suatu keajaiban." ucap Jesika.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status