Share

64|Maafkan Aku

“Aku minta kamu tunjukkan SIM dan STNK, bukan banyak tanya,” katanya sambil memukul atap mobil dengan keras. Anak-anak menangis, semakin ketakutan. “Cepat!!”

Bian bersikap sangat tenang. Padahal aku sudah ketakutan, khawatir mereka akan melakukan sesuatu yang jahat di depan anak-anak lagi. Mereka menyaksikan aku ditangkap saja sudah cukup membuat mereka trauma. Mengapa dia harus berteriak dan memukul?

“Saya berhak untuk menanyakan kesalahan saya sebelum Bapak melihat SIM dan STNK saya. Kalau Bapak sita, saya tidak bisa ke mana-mana,” kata Bian dengan berani.

“Kamu melawan petugas, apa kamu tahu bahwa hukumannya berat?” Pria itu terlihat semakin garang. “Cepat, berikan SIM dan STNK-nya!”

“Selamat siang, Pak.” Seseorang mendekati kedua polisi itu. Kami serentak menoleh ke arahnya. “Apa yang Bapak lakukan kepada ibu ini? Saya tidak melihat ada pelanggaran, jadi mengapa Bapak menghentikan kendaraan mereka?”

Aku tidak mengenal pria itu. Dia dan temannya bukan orang yang pernah aku lihat se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status