Share

Misteri Kematian Kakak Emily

Aku melakukan reservasi di restoran Are You Hungry Baby untuk besok malam. Tapi aku lupa sesuatu. 

“Maaf, tapi bisakah kau memberitahu chef–oh, sayang sekali aku tidak tahu namanya,” kataku kepada petugas reservasi. 

Aku tidak pernah terpikir untuk bertanya nama sang Alpha Chef. Tidak pernah terpikir untuk kembali lagi ke sana. 

“Kami mengerti, jangan khawatir Miss. Kami menantikan kedatangan anda besok Miss. Hale.”

Bagus sekali! Aku menutup telepon dengan hati senang. Tak sabar untuk bertemu dengan Alpha Chef!

***

Aku berdandan cantik sore ini dan mengenakan underwear sexy yang baru saja kubeli. Aku masih belum percaya aku ketagihan mendatangi restoran prostitusi. Bahkan melepas keperawananku di sana. 

Petugas receptionist masih sama, Angel yang cantik. Angel segera membawaku ke sebuah ruangan. Berbeda dengan kunjungan sebelumnya, ruangan kali ini lebih gelap dengan lampu dim dan beberapa cermin di dinding. 

Ini lebih panas dan menegangkan dari kemarin. 

Angel pergi meninggalkanku setelah memasang penutup mata dan mengikat tanganku di kursi. Aku menggigit bibirku untuk meredakan rasa gugup sekaligus senang. 

Tidak berselang lama seseorang datang. 

“Are you hungry, Baby?” sapanya.

Perasaanku berubah saat aku mendengar suara itu. Aku merasa familiar. Aroma tubuh ini juga terasa tidak asing olehku. Aku diam dan mencoba untuk berpikir. Aku tidak membalas. 

Mendadak aku merasakan sebuah ketakutan. Bulu romaku berdiri saat dia menyentuh punggung leher dan mengikat rambutku. 

“Apakah Anda merindukan saya Miss. Hale?” 

Aku menelan ludah. Lidahku kelu tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Aku sepertinya tau siapa alpha chef.

Chef menciumi leherku dari belakang sambil melucuti gaunku. Badanku mengejang. Perasaan takut dan gairah bercampur menjadi satu. 

Tidak salah lagi. Ini adalah dia. Chef CEO-ku!

“Kau baik-baik saja Miss. Hale?” 

Aku memberanikan diriku. Mungkinkah aku salah orang? Bisa jadi, karena hari-hariku dipenuhi oleh Hugo, dan aku terus memikirkan misteri antara Theo dan Hugo jadi aku berpikir bahwa alpha chef ini adalah dia. 

Tapi perasaanku tidak mungkin salah. 

“Aku tidak tahu. Bagaimana menurutmu?” Aku mencoba menjawab dengan tenang. 

“Kau nakal, Miss. Hale. Berdiri sekarang!”

Alpha chef mengangkat tubuhku dan  membawaku berjalan ke sudut ruangan lain. Dia memegang tubuhku dari belakang.

“Kau sedang berdiri di depan cermin. Kau sangat menawan Miss. Hale.” 

Kata-katanya membuat pikiranku berimajinasi. Aku membayangkan sosok Hugo berdiri di belakangku, merengkuh tubuhku, melihatku di cermin.

Tiba-tiba aku mendengar suara cambuk dipecut. Tubuhku menegang. Sial! Apa yang akan dia lakukan?

“Apa kau takut Miss. Hale?” dia menggodaku. 

Baiklah. Jika harus berakhir di sini, aku tidak akan membuat ini terlalu mudah baginya. Aku harus melawan. 

“Aku tidak takut.” 

Aku mendengar dia terkekeh dan yang ada di pikiranku adalah Hugo menyeringai kepadaku. 

Tiba-tiba alpha chef menggendong tubuhku ke pundaknya. Aku terkejut. Dan melemparkan tubuhku sebuah sofa atau kasur, aku tak tahu pasti. 

“Bagaimana dengan makan malam di atas kasur? Buka mulutmu.” 

Chef merebahkan tubuhku. Lalu menuang alkohol di atas mulutku. Aku sedikit kesusahan meneguknya. Dia terus menuangkan alkohol ke mulutku lalu ke daguku lalu turun ke leherku, ke dadaku, sampai ke perutku. 

Aku seperti mandi alkohol dan dia mulai menjilati tubuhku. Aku mendesah dan menggeliat. Kengerian ini terasa sangat nikmat. 

Lalu dia membalik badanku. Aku tersentak. Chef melepas pakaian dalamku dengan kasar. Kemudian dia mengangkat perutku dan membuatku menungging. 

“Spaghetti kesukaanmu, Miss.” 

Chef menyuapiku seperti anjing. Dia sedikit menjambak rambutku saat mulutku penuh spaghetti. Lalu mendorong kepalaku untuk memakan spaghetti langsung dari piring. 

Setelah itu dia melumat sisa-sisa makanan di mulutku dan kami berciuman hebat. Tangannya menggerayangi setiap lekuk tubuhku dengan kasar. Aku terus mengerang menikmati setiap sentuhannya. 

Tiba-tiba dia menarik tubuhku turun dari kasur. Lalu mendorong setengah badanku ke kasur. Dia siap menunggangiku dari belakang. Nafasku terengah-engah. 

Aku mendesah dan mengerang. Chef sangat kasar dan aku menyukainya. Chef tidak memberiku kesempatan untuk berpikir bahkan bernafas. Aku harus menurutinya. 

Kami berpindah dari satu sudut ke sudut lainnya. Dari permainan satu ke permainan lainnya. Aku tidak bisa mengenali ‘mainan’ apa saja yang dia gunakan untukku. Aku hanya menikmati. 

Entah sudah berapa lama waktu berlalu sampai aku mendengar chef mengeluarkan suara erangan yang seksi. Kemudian, dia menggendongku dengan lembut dan mendudukanku kembali di kursi. 

Badanku lemas. Sangat lemas. Tenagaku terkuras habis. Aku tak berdaya. Chef melepas ikatan tanganku.

“Jangan terburu-buru Miss. Hale. Nikmati sisa makan malammu dengan nyaman. Semoga kau menikmatinya. Rasa adalah segalanya. Selamat malam.” 

Kemudian dia pergi. Langkah kakinya semakin terdengar menjauh. Lalu terdengar suara pintu tertutup. 

Aku segera membuka penutup mata dan membelalakkan mataku. 

Kata-kata itu… ‘Rasa adalah segalanya’. Tidak salah lagi. Alpha chef adalah Chef Hugo Sebastian Hart! 

Dia pasti sudah tahu aku memakai kartu member dari Theo. Dan dia membiarkanku pergi. 

Aku langsung berpakaian dan cepat-cepat meninggalkan ruangan bahkan sebelum Angel menjemputku. Aku bertemu dengannya di front desk dan langsung mengucapkan selamat tinggal. 

Aku mempercepat langkah menuju lift dan menekan tombol lantai kantorku. Ada hal yang harus kupastikan. 

Kantor sudah mulai sepi karena ini sudah malam. Aku masuk ke ruanganku dan membuka komputer untuk mencari data lengkap anak perusahaan Wealth & Delicate Enterprise. 

Ketemu! Dan benar saja. Restaurant “Are You Hungry Baby?” ada di dalam daftar. Bahkan pemiliknya terdaftar atas nama adalah Theo. God damn it! 

Aku segera keluar kantor dan memanggil taxi untuk pulang ke apartemenku. 

Setelahnya, ada pesan masuk dari Hugo. Pesan itu berbunyi, ‘’sampai jumpa besok.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status