Dua kakak beradik itu langsung lari keluar dapur. Lana sangat kesal ketika mendengar kedua laki-laki itu mengatakan akan mendukung kehidupan putrinya selamanya. Bram kembali berdiri ketika melihat kedua kakak Chintya berlari keluar dari dapur. Kemudian Firul berinisiatif untuk memperkenalkan kedua anak laki-lakinya kepada Bram. Bram dengan cepat menyapa kedua calon kakak iparnya dengan sopan setelah Firul memperkenalkan mereka. Rama dan Jerry membalas sapaan Bram dengan sopan lalu memperhatikan laki-laki itu. Rama langsung bertanya kepada Bram setelah mereka semua duduk di atas sofa, “Saya dengar dari Chintya kalau Pak Bram berniat untuk belajar seni bela diri?”Bram langsung tersenyum lalu berkata, “Ya, benar sekali.”Jerry dengan cepat langsung berkata dengan jujur, “Usiamu tidak cocok lagi untuk mulai belajar ilmu seni bela diri. Kamu tetap nggak akan belajar banyak, sekalipun kamu sudah berlatih dan membayar uang di sanggar bela diri kami. Kamu seperti membayar hal yang sia-sia s
Chintya langsung meletakkan kotak makanan cepat saji yang ada di tangannya lalu bergegas mengambil anggur sesuai perintah ayahnya. Dia mengambil sebotol anggur berkualitas baik dan beberapa gelas anggur. Firul lebih dulu mengisi gelas anggur untuk Bram seraya bertanya, “Apa Pak Bram minum?”“Pa, Pak Bram sering bertemu klien dan membicarakan bisnis, jadi pastinya dia suka minum anggur,” jawab Chintya sebelum Bram sempat membuka mulutnya. Bram langsung tersenyum lalu berkata, “Minum anggur memang sangat diperlukan ketika berdiskusi dengan klien ataupun melakukan jamuan makan. Tapi, saya biasanya tidak minum terlalu banyak. saya paling banyak hanya bisa minum dua gelas minuman keras. Bagaimanapun juga, mabuk bukanlah hal baik bagi manusia. Karena dengan mabuk, orang menjadi lebih mudah mendapat masalah.”“Pak Bram baik sekali bisa mengetahui batas kemampuan minum Bapak dan tidak minum berlebihan,” puji Lana. Bram langsung tersenyum setelah mendengar pujian Lana padanya. Dia sudah cuku
“Mamaku juga suka menghidangkan masakan pedas sampai dua piring. Dia bilang kalau makanan pedas bisa membaut orang marah. Kemudian dia menyuruh kami minum teh herbal setelah selesai.”. Chintya langsung tersenyum lalu kembali berkata, “Aku rasa, makanan pedas nggak akan bisa membuat orang marah. Tapi, orang-orang itu selalu saja bilang kalau teh herbal adalah obat mujarab yang bisa menghilangkan berbagai penyakit termasuk rasa pedas di dalam tubuh. Padahal sebenarnya, belum tentu begitu.”Orang-orang di Malinjo menyukai makanan pedas dengan rasa yang kuat. Selain itu, mereka juga sangat suka makan mie, roti kukus dan roti isi. Namun, Lana kurang menyukai makanan itu karena dia tidak berasal dari Malinjo, melainkan dari provinsi yang sama seperti Bram. Lana terbiasa makan makanan dengan rasa yang ringan. Oleh karena itu, pola makan keluarga Baruna juga turut berubah menjadi lebih ringan karena pengaruh Lana. Namun, Lana juga tidak selalu bersikap egois dan mementingkan dirinya sendiri.
Langit malam berganti siang. Tidak terasa dua hari sudah berlalu. Hari ini adalah hari pernikahan terbesar orang terkaya di Mambera. Stefan Adhitama dan Olivia Hermanus akan melaksanakan resepsi pernikahan mereka. Pintu Vila Permai terbuka lebar untuk menyambut kedatangan para taipan bisnis dan selebriti terkenal dari seluruh penjuru negeri. Biasanya, para tamu pergi ke Vila Permai terlebih dahulu ketika mereka tiba untuk bertemu dengan anggota keluarga Adhitama. Setelah itu, keluarga Adhitama akan mengatur penginapan mereka di Hotel Mambera yang berada di bawah naungan Adhitama Group. Hotel Mambera sudah memberikan pengumuman beberapa hari sebelumnya bahwa Hotel Mambera akan ditutup untuk umum selama masa resepsi pernikahan Stefan dan Olivia. Hotel Mambera akan dibuka untuk umum keesokan hari setelah pesta pernikahan selesai. Pagi-pagi sekali ketika fajar belum menyingsing, Olivia dibangunkan oleh kakaknya. Penata rias senior kelas atas yang akan merias wajah Olivia sudah datang m
Olivia berjalan ke kamar mandi seraya berkata, “Kakak sudah mengatakan hal itu ratusan kali padaku. Telingaku mati rasa ketika mendengarnya dan aku juga sudah hafal di luar kepalaku.”Odelina langsung tersenyum lalu berkata, “Memangnya aku sudah mengatakannya ratusan kali? Kenapa aku merasa baru mengatakannya dua kali saja? Aku bukannya khawatir sama kamu, tapi kamu kan sulit untuk mendapatkan kehamilan ini. Jadi, kamu harus lebih berhati-hati. Bagaimanapun juga, akan ada banyak orang di acara pernikahanmu nanti, makanya kamu harus lebih berhati-hati. Aku juga sudah mengingatkan Stefan tentang masalah ini.”“Stefan sudah berjanji untuk menjagaku dan nggak akan membiarkan ada orang yang menabrakku, kan?” tanya Olivia. Odelina mengangguk lalu berkata, “Ya, dia sudah berjanji.”“Kalau begitu, apa lagi yang Kakak khawatirkan? Adik iparmu sudah berjanji untuk menjagaku. Bahkan langit runtuh sekalipun nggak akan bisa menghancurkanku selama dia melindungiku. Tenang saja, Kakak akhir-akhir in
Tiara masih muntah setiap hari. Dia muntah sepanjang masa kehamilannya. Hal ini membuat Aksa sedih sampai dia terus membicarakan hal ini setiap hari. Dia hanya akan memiliki satu anak saja dan tidak akan membiarkan istrinya hamil kembali untuk memiliki anak kedua. Tiara tidak peduli dengan perkataan Aksa. Dia hanya ingin melahirkan anak laki-laki dari perutnya ini. Walaupun Aksa lebih menyukai anak perempuan, Tiara tetap menginginkan anak laki-laki. Bagaimanapun juga, keluarga Sanjaya memiliki bisnis yang sangat besar, jadi dia berharap dia bisa melahirkan anak laki-laki untuk mewarisi bisnis keluarga suaminya di masa depan. Olivia memberitahu Stefan kalau Tiara yang merupakan istri dari sepupu Olivia adalah orang yang sangat jujur dan tegas. Ada banyak orang yang mengatakan ingin melahirkan anak laki-laki, tapi mereka juga mengatakan lebih menyukai anak perempuan karena mereka tidak ingin dicap sebagai orang yang lebih menyukai anak laki-laki daripada perempuan. Namun, Tiara tidak s
Olivia dan Russel terus berjalan sambil mengeluh. Olivia mengatakan kalau kakak perempuannya perusak kebahagiaan, sedangkan Russel mengatakan kalau ibunya perusak kebahagiaan. Odelina hanya bisa pasrah melihat kelakuan adik dan anaknya sambil terus berjalan di belakang mereka. Bagaimanapun juga, Odelina saat ini berperan sebagai orang tua bagi Olivia yang menginginkan pernikahan mewah adiknya ini berjalan dengan lancar. “Bu Olivia,” sapa seorang perias wajah yang dipesan oleh Stefan secara khusus untuk merias wajah Olivia hari ini sambil berdiri dan tersenyum dengan sopan. Olivia membalasnya dengan senyuman seraya berkata, “Selamat pagi, Bu Dila. Maaf ya, tadi malam saya tidurnya agak telat, jadi bangun juga agak terlambat. Bu Dila jadi menunggu saya cukup lama, ya.”“Belum terlalu lama kok, Bu. Bu Olivia bisa sarapan terlebih dahulu lalu beristirahat sejenak. Baru setelah itu, kita bisa mulai merias,” ujar Dila sopan.Orang-orang di luar sana mungkin tidak tahu tentang kehamilan Oli
“Kak Olivia nggak membutuhkan kita semua di pernikahannya,” ujar Hendra ketus. Mereka berpikir kalau kemarahan Olivia pastinya akan mereda siring berjalannya waktu. Mereka ingin menggunakan momen pernikahan ini untuk memperbaiki hubungan keluarga mereka dengan Olivia. Mereka juga tidak berani untuk memanfaatkan Olivia untuk kepentingan mereka. Tapi, setidaknya mereka bisa mendapat keuntungan dengan mengaku sebagai kerabat dekat Olivia Hermanus istri dari Stefan Adhitama. Mungkin saja keluarga Hermanus bisa kembali merengkuh kejayaan mereka seperti sebelumnya. Semua orang menatap ke arah Adi dan Puspa yang merupakan kakek dan nenek dari Olivia. Mereka menunggu kedua orang tua itu untuk membuat keputusan. Sebenarnya, mereka semua ingin langsung pergi ke Mambera untuk menghadiri pernikahan Olivia. Mereka tidak ingin menunggu lama untuk meminta keputusan Adi dan Puspa kalau saja Olivia tidak menghormati kedua orang tua itu. Pernikahan Stefan Adhitama dan Olivia Hermanus sudah diberitaka