“Kamu tahu apa?” tukas Sarah.Sarah memiliki motif tersembunyi. Calvin langsung memahami maksud sang nenek. Dia pun tersenyum dan berkata, “Nenek kerjain Kak Stefan lagi?”Sarah memicingkan mata pada cucunya itu, “Kalau kamu tanya-tanya lagi, aku akan kerjain kamu.”Calvin langsung terdiam. Meskipun dia bersimpati pada Stefan, dia memilih untuk diam demi ketenangan hidupnya sendiri. Lebih baik Stefan yang dikerjai daripada dia yang dikerjai.Sang nenek adalah orang yang usil, sifat kekanak-kanakannya muncul kembali. Dia paling suka menggunakan cucu-cucunya untuk melatih kemampuannya.Di sisi lainnya, Olivia sudah tutup toko. Dia mengambil helm dari temannya dan memakainya. Kemudian, dia mengambil kunci motor dan berkata, “Aku yang pakai.”Junia duduk di belakang dengan tenang. Dia pun memeluk pinggang Olivia dengan santai sambil berkata, “Olivia, andaikan saja kamu seorang pria. Aku pasti akan nikah sama kamu, nggak harus didesak setiap hari sama mamaku.”“Jangan main-main. Nggak boleh
“Junia, silakan duduk lebih lama.”Rendy sedang semangat memamerkan rasa superioritasnya. Dia enggan membiarkan Junia pergi.“Maaf, Rendy. Aku rasa kita nggak cocok. Kita nggak usah bertemu lagi.”Junia mengatakannya secara langsung, lalu dia menarik Olivia pergi.Mereka berjalan terus, lalu Olivia tiba-tiba berhenti.“Ada apa, Olivia?”“Suamiku.”“Apa?”Junia belum tersadar, Stefan sudah berjalan ke depan mereka. Mata pria yang hitam pekat tertuju pada Olivia. Sudut bibir pria itu terangkat tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Namun, itu justru membuat Olivia merasakan kalau Stefan menyindirnya.Mengapa Stefan mengejeknya? Olivia menoleh dan melihat Rendy yang datang mengejar dia dan Junia. Seketika Oliva mengerti, dia pun menjelaskan, “Temanku, Junia, datang untuk kencan buta. Aku temani dia datang ke sini.” Olivia tidak terburu-buru untuk mencari mangsa lain. Stefan tetap tidak mengucapkan sepatah kata pun.Junia akhirnya bertemu dengan suami dari pernikahan kilat sahabatnya. Ternya
Olivia tidak tahu apa yang dibicarakan Stefan dan nenek. Dia terkejut ketika bertemu Stefan di Avana Coffeehouse. Begitu teringat sang nenek membantu Junia membujuknya untuk menemani Junia, Olivia pun mengerti mengapa Stefan bisa muncul di sana.Namun, untuk apa nenek melakukan itu? Demi membuat Stefan salah paham padanya? Padahal bukan Olivia yang pergi kencan buta, Junia yang kencan buta. Sekalipun Stefan melihatnya di sana ....Olivia teringat kembali ketika dia melihat Stefan di Avana Coffeehouse tadi, ekspresi pria itu lebih dingin dari biasanya. Selemot-lemotnya Olivia, dia juga tahu kalau Stefan sudah memikirkan yang tidak-tidak saat itu. Terutama karena Junia pergi ke toilet pada saat itu, sehingga Stefan melihatnya hanya berdua dengan Rendy.Untung saja, setelah Junia keluar dari toilet, sahabatnya itu segera memberi penjelasan. Ekspresi wajah Stefan baru sedikit melembut.Olivia tidak mengerti mengapa nenek melakukan hal seperti ini. Dia pernah menyelamatkan sang nenek. Akan
Stefan teringat dengan video yang dikirimkan neneknya. Olivia sedang fokus membuat barang kerajinan tangan. Saat itu, Olivia sangat memesona.Stefan tidak mengakuinya. Dia melihat video itu berulang kali. Akhirnya, dia mau tak mau harus mengakuinya dalam hatim. Seorang perempuan yang sedang fokus pada satu hal dan penuh percaya diri memancarkan aura menawan di sekujur tubuhnya. Seperti sebuah magnet besar yang bisa menarik perhatian orang lain.Orang bilang, perempuan yang percaya diri adalah perempuan yang paling cantik. Stefan memang dapat melihat kepercayaan diri di dalam diri Olivia setiap saat. Perempuan itu adalah perempuan yang sangat kuat dan mandiri.“Aku dewasa begini nggak tahu rasa masamnya cuka. Kelak juga nggak akan tahu ... kamu belum tidur?”Stefan tiba-tiba melihat Olivia datang dari balkon. Dia tertegun sejenak. Kemudian, Calvin yang berada di ujung telepon lainnya berkata, “Aku baru mau tidur. Tiba-tiba aku teringat kamu, makanya aku telepon kamu. Sebentar lagi mau t
Setelah selesai makan mie, Olivia membersihkan dapur seperti biasa. Kemudian, dia keluar dan berkata pada Stefan, “Aku pergi dulu. Jangan lupa kunci pintu saat kamu pergi.”Stefan menatapnya agak lama, lalu menundukkan kepalanya untuk menghabiskan mie-nya.“Oh ya, aku ambil beberapa buah di rumah untuk kakakku. Boleh, nggak?”Olivia membeli agak banyak buah hari itu. Setelah keluarga suaminya pergi, masih banyak yang tersisa. Semua ditaruh di dalam kulkas. Mereka berdua tidak bisa makan sebanyak itu. Kalau dibiarkan lama di kulkas, buah-buah itu akan rusak.Kali ini Stefan bicara, “Kakak bukan orang luar. Kalau kamu mau ambil, ambil saja. Nggak usah minta izin sama aku. Kamu bisa ambil keputusan sendiri di rumah ini, kecuali kalau itu masalah besar.”“Kita nggak terlalu akrab. Apalagi aku tinggal di rumahmu. Aku tanya kamu adalah tanda hormat pada kamu sebagai suami. Aku juga bukan orang yang memindahkan semua barang bagus ke keluargaku. Hanya saja aku beli terlalu banyak buah hari itu
Stefan berkata dengan dingin.Amelia adalah putri kesayangan ketua Sanjaya Group, juga adik kandung dari Aksa, CEO Sanjaya Group. Amelia sangat disayang dan dimanja di keluarga Sanjaya. Dia merupakan nona paling berstatus di Mambera.“Stefan, tunggu sebentar.”Amelia seperti teringat sesuatu. Dia berbalik dan berlari kembali ke mobil sport-nya. Kemudian, dia mengeluarkan sebuket bunga mawar besar dari mobilnya.Setelah itu, dia kembali ke mobil Stefan sambil membawa buket bunga mawar besar di tangannya. Dia memasukkan buket bunga itu ke mobil Stefan sambil berkata, “Stefan, ini bunga untukmu. Kamu dan kakakku memang nggak akur, tapi aku cinta sama kamu. Aku rasa, aku harus menyatakan perasaanku padamu, agar kamu tahu aku tulus mencintaimu.”Sanjaya Group dan Adhitama Group tidak bisa dikatakan sebagai musuh bebuyutan. Namun, mereka terlibat dalam beberapa bidang yang sama. Ada yang bilang, orang yang berada di bidang yang sama akan saling waspada terhadap satu sama lain. Kedua keluarga
“Jangan biarkan Olivia tahu masalah hari ini,” ujar Stefan mengingatkan orang-orang di sampingnya.Para bodyguard segera menanggapi. Stefan sudah menjadi pria berkeluarga. Amelia menyatakan perasaannya secara terbuka kepada Stefan. Tentu saja, masalah seperti itu tidak boleh sampai ketahuan oleh Olivia.Karena pengakuan cinta Amelia yang cukup heboh, banyak orang di Sanjaya Group mengetahui hal itu. Para karyawan spontan memperhatikan Stefan ketika pria itu masuk ke gedung perusahaan.Akan tetapi, Stefan terlihat sedingin biasanya. Bibir tipisnya terkatup rapat. Di bawah perlindungan bodyguard, pria itu masuk dengan cepat. Dia begitu tampan, seperti seorang pangeran. Pria seperti itu memang mudah mendapatkan hati perempuan muda.Banyak juga karyawan perempuan muda di perusahaan itu. Setelah mereka tidak sengaja melihat Stefan yang asli, mereka pun jatuh cinta pada Stefan. Tentu saja, tidak ada yang berani menyatakan perasaannya kepada sang CEO, apalagi mengejarnya.Status keluarga Adhi
“Perempuan itu nggak akan pernah bisa mengontrol Stefan, sebaiknya kamu bujuk dia untuk menyerah. Selain keluarganya sendiri, nggak pernah ada seorang perempuan pun yang pernah muncul di samping Stefan. Pria itu sangatlah dingin dan nggak punya perasaan. Bagaimanapun aku mencoba untuk membujuk, Amelia tetap nggak mau mendengarnya.”Aksa sudah kehabisan cara untuk menasehati adiknya.“Aku sekarang sedang sibuk, nggak ada waktu untuk mengurusnya. Istriku, aku serahkan Amelia sama kamu yah.”“Kamu fokus saja bekerja. Aku mau pergi menjemput Amelia dulu, habis itu mau ajak mama pergi jalan-jalan, belakangan ini suasana hati mama sepertinya sedang buruk.”Hubungan Tiara dan Nenek Yuna memang sangat bagus, begitu melihat suasana hati Nenek Yuna belakangan ini yang kurang baik, perempuan itu pun langsung berinisiatif untuk membawa Nenek Yuna jalan-jalan dan pergi berbelanja. Mungkin saja hal ini sedikit banyak bisa merubah suasana hatinya.Tiba-tiba saja, Aksa terdiam.Pria itu tahu mengapa i