Keesokan harinya Eternal Pharma dibuat gerah karena perubahan secara sepihak dari Lautner Corporate. Pagi itu, kabar yang didapat adalah; Scarlett mengambil alih menjadi penanggung jawab proyek yang sedang digarap.Lautner Corporate juga menolak jika yang menangani proyek hanya karyawan biasa. Mereka mengajukan syarat, minimal yang harus menjadi penanggung jawab adalah berstatus Manager.Sedangkan Eternal Pharma, perusahaan ini baru saja kehilangan beberapa pegawai. Jadi, hanya Sarah satu-satunya yang bisa diandalkan dari semua karyawan yang kompeten.Ava dan Sarah yang sebelumnya menjadi penanggung jawab, tentu saja langsung dipanggil ke ruangan Kevan."Aku sendiri yang akan menjadi penanggung jawab proyek ini," kata Kevan tegas, sambil menatap Ava dan Sarah bergantian. "Kamu dan Ava tetap harus andil. Kalian dalam kendaliku"Sarah mengangguk paham, berbeda dengan Ava yang menunduk suram, seakan-akan dia tak mendengar apa yang dikatakan Kevan. Entah apa yang sedang dipikirkan Ava h
Rupanya Scarlett ingin bermain-main, pikir Kevan."Tidak perlu membuang waktu lebih banyak lagi jika Nona Scarlett tak ingin bekerjasama," kata Kevan akhirnya. "Semenjak aku yang memimpin Eternal Pharma, banyak perusahaan bonafit yang ingin bekerjasama dengan Eternal Pharma."Scarlett tertegun beberapa detik sampai tak sadar wajahnya seketika berubah menjadi kaku. Tak pernah dia perhitungkan keberanian Kevan sampai balik menggertak. Dia pikir Eternal Pharma akan bersikukuh memohon pada Lautner Corporate karena kabarnya yang hampir bangkrut dulu.Scarlett menghela napas begitu dalam sebelum membalikkan badan dan berkata, "Tuan Kevan, aku tidak akan datang ke sini jika tidak serius ingin bekerjasama dengan Eternal. Hanya saja, aku harus memangkas sesuatu yang buruk agar proyek berjalan dengan baik.""Jika Anda tak puas dengan hasil persentase, kita tak perlu melakukan kerjasama, Nona Scarlett."Kevan menyeringai seraya beranjak dari tempat duduk dan berlalu pergi dengan langkah tegas.
"Aku terlalu asyik menghabiskan waktu bersama Sarah hingga lupa mengabarimu," jawab Ava cuek.Rick tak menyahut lagi, dia segera duduk di hadapan Ava, lalu mengambil mangkuk kosong; mengambil beberapa jenis seafood dan langsung mencicipinya.Christy yang masih berdiri melihat jijik ke area restoran, rasanya tempat ini tak higienis untuk orang seperti dia dan Rick."Rick, kamu tidak bisa makan itu," kata Christy sambil mengernyit."Nona Christy, Anda seharusnya makan di restoran yang ada di dalam sana," celetuk Sarah sambil menunjuk hotel mewah di seberang jalan.Christy menggeram kesal dan menghentakkan kaki, tetapi dia masih saja duduk di samping Rick. Hanya saja, dia tak berani menyentuh seafood saus pedas itu.Ava mengeratkan gigi. Kenapa mau makan saja rasanya tak bisa tenang?"Kalian tak akan pernah menyukai makanan sampah ini!" kata Ava kesal. Dia makan dengan lahap, dan Rick memakan jenis apa pun yang Ava makan.Christy yang merasa iri akhirnya tak bisa berdiam diri. Dia ikut
Ava yang tak terbiasa minum begitu cepat menjadi mabuk hingga wajahnya memerah. Bahkan, dia tak ragu bersikap manja dan bergelendotan di bahu Rick. Meski begitu, hati Rick meleleh seketika oleh tingkah Ava."Aku hanya minum sedikit saja, Dokter Rick. Aku mohon … hari ini wanita itu membuat masalah padaku, aku hanya ingin melampiaskan kekesalanku," Ava meracau manja.Rick terdiam, tetapi hatinya semakin tak terkendali dengan sikap Ava yang seperti itu."Aku berhasil menampar dia. Tapi Scarlett benar-benar menyebalkan!" Ava meracau sekali lagi dengan kesal."Ava, kita harus hadir dan mengacaukan pernikahan mereka. Jangan biarkan wanita sinting itu hidup bahagia!" celetuk Sarah geram.Ava memalingkan wajah dari Rick, tampak bahagia dengan ide yang diusulkan Sarah. Pandangannya lurus pada Sarah yang duduk berhadap-hadapan."Ya, kita pergi dan hancurkan pesta mereka! Aku tidak akan membiarkan Scarlett menikah dengan James!"Ava bersemangat sampai tersenyum semringah. Lalu, dia kembali men
Siang itu, kondisi Rick cukup pulih. Akan tetapi, tentu saja Rick perlu istirahat dengan tenang hingga. Rick melarang Ava pergi bekerja dan meminta sang istri agar menemani Rick di rumah sakit. Namun, Ava sudah terlanjur berjanji pada personalia bahwa dia akan bekerja paruh waktu, dan Sarah mengabari bahwa ada rapat penting yang tidak bisa Ava lewatkan. Lagi pula, Ava berpikir bahwa kondisi Rick sudah baik-baik saja. Bahkan, mungkin saja Rick juga akan membuka praktik nanti sore.Ketika Ava tiba di Eternal Pharma, Sarah dengan panik segera menarik Ava dan membawanya ke sudut ruangan. Dia menyodorkan ponsel yang memuat berita tentang sosok wanita misterius. Sarah tahu betul itu adalah sosok Ava yang sedang menyuapi Rick makan. Beruntung yang terlihat hanya punggung Ava, tetapi hal itu membuat para fans mendidih dan terbakar cemburu."Ava, kamu akan jadi amukan para fans," kata Sarah penuh kekhawatiran.Berita tentang Rick bersama sosok misterius menjadi pukulan berat bagi fans yang
"Nyonya Rick, aku tidak berbuat mesum. Aku hanya mencium istriku saja. Kenapa kamu begitu pelit?"Suara Rick selembut sutra, kembali memeluk Ava, meletakkan dagu di bahunya.Ava menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah menahan malu. Dia kembali melanjutkan aktivitasnya memasak. Akhirnya Rick berhenti menggoda Ava, membantu hingga dia selesai memasak. Saat makan bersama, Ava tertunduk sambil tersipu.Pria yang fokus melahap makanan di sampingnya itu benar-benar manusia langka. Tak hanya cerdas, dia kaya, bertanggung jawab, penuh perhatian. Ava berpikir bahwa Rick sangat sempurna.Lamunan Ava buyar saat Rick mengusap-usap pucuk kepalanya."Nyonya Rick, apa yang kamu pikirkan?" tanya Rick lembut."Ucapan tuan Kevan," jawab Ava cuek.Rick mengernyit terheran. "Kenapa? Dia menekanmu di tempat kerja?" tanya Rick cemas.Ava menggeleng menampik. "Bukan, bukan itu. Tuan Kevan bilang kamu jelek, aku jadi sadar ternyata suamiku memang tidak tampan," celetuk Ava datar."Kamu sedang menipu
Kediaman Keluarga Jackie.Ketika Rick baru saja tiba, dia disambut Tuan Jackie yang begitu cemas. Seharusnya Christy sudah pergi ke rumah sakit, tetapi putrinya itu bersikeras menolak tak ingin diobati, kecuali oleh Rick."Rick, maaf. Aku terlalu panik hingga menghubungimu malam-malam begini," ucap Jackie serba salah."Sudah menjadi tugasku," jawab Rick singkat.Jackie berlalu pergi setelah mengantar Rick ke kamar Christy.Christy masih tak sadarkan diri saat Rick memeriksa denyut nadi dan detak jantungnya, kondisinya benar tidak baik-baik saja. Beberapa menit kemudian, Christy membuka mata dan melihat Rick duduk di sampingnya."Rick, kamu sudah datang," kata Christy lirih."Pergi ke rumah sakit. Aku sudah menghubungi ambulan, kamu perlu perawatan lebih," jawab Rick datar.Christy menggeleng sambil menarik selimut menutupi leher. "Tidak perlu, cukup kamu tetap di sini aku pasti baik-baik saja," Christy merajuk."Ini untuk terakhir kalinya," sahut Rick semakin dingin dan berdiri dari
Ava pergi terburu-buru ke Eternal Pharma. Awalnya dia masih tak berniat masuk kerja, tetapi siang ini perusahaan menghubungi Ava agar ikut rapat kelanjutan proyek. Ava ditugaskan untuk mencatat seluruh isi pembahasan.Kedatangan James selaku penanggung jawab tertinggi, menunjukkan bahwa Lautner Corporate serius ingin bekerja sama, hal itu tentu saja disambut dengan tangan terbuka oleh Kevan.James duduk tepat di kursi yang berhadap-hadapan dengan Ava, tetapi Ava tak kunjung melihat ke arah James. Kepalanya terus tertunduk mencatat semua yang dibahas hingga rapat berakhir."Ava, antarkan Tuan James kembali," perintah Kevan ketika rapat selesai.Ava mengangguk patuh. Dia keluar dari ruang rapat, berjalan di belakang James. Kepalanya terus saja melihat lantai. Hingga mereka masuk ke lift, Ava masih mengikis jarak satu meter menjauh dari James.James yang tak tahan dengan kebisuan Ava langsung meraih tangannya. Ava mengernyit terheran, dia menepis tangan James sambil berkata, "Tuan Jame