Share

perubahan Jihan

Dewi menuntun Jihan untuk menepi. Sebab posisi mereka berada di tengah-tengah pintu masuk bus, tentunya mereka menghalangi para penumpang yang akan masuk. Tak jarang cacian para calon penumpang terdengar, membuat hati Jihan semakin direndup kesedihan.

“Mau naik apa enggak? Jangan menghalangi jalan, dong!”

“Iya, maaf. Pak, Bu. Kami tidak jadi naik, kami akan menepi,” ucap Dewi menenangkan para calon penumpang bus yang merasa risi dengan kehadiran Jihan dan Dewi yang menghalangi jalan.

Kini, Jihan dan Dewi sudah menjauh dari bus. Mereka terduduk di trotoar terminal, dengan Jihan yang masih menangis. Dewi hanya bisa menenangkan tanpa ikut campur terlalu jauh. Kecuali, jika Jihan sendiri yang memulainya.

Di tengah isakannya, Jihan mengangkat kepalanya. Lalu menatap ke arah Dewi.

“Wi, coba kamu katakan apa kekurangan aku di matamu?” tanya Jihan pada Dewi dengan berderai air mata, sejurus kemudian menyekanya dengan kasar.

“Maksud Mbak apa?”

“Menurutmu, apa kekuranganku? Apa aku kurang canti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status