Share

Pernikahan Yang Tak Sempurna
Pernikahan Yang Tak Sempurna
Author: YuRa

Sakitnya Dikhianati

Viona menuju ke rumah David, kekasihnya. Hari ini David berulang tahun, Viona akan memberikan kejutan dengan membelikan kado. Memasuki halaman rumah David, ia disambut oleh seorang ART yang sudah sangat kenal dengan Viona. Mbak Armi, ART di rumah David tampak gelisah ketika menyambut kedatangan Viona. Sebenarnya Viona merasa heran dengan keanehan ini. Tapi Mbak Armi bilang nggak ada apa-apa. 

Viona berjalan menuju ke kamar David. Pintu kamar terbuka, Viona melangkahkan kaki masuk ke kamar David. Betapa terkejutnya Viona, ketika melihat David sedang berciuman mesra dengan seorang perempuan. Yang lebih membuatnya kaget, ternyata perempuan itu adalah Talitha, teman baik Viona. Nafas Viona naik turun, emosinya sudah di ubun-ubun, tapi ia berusaha untuk tenang.

"Ehem!" Viona berdehem, mengagetkan dua insan yang sedang berciuman mesra.

Mereka berdua lebih kaget lagi karena yang muncul di hadapan mereka adalah Viona, kekasih David.

"Maaf, aku mengganggu sebentar. Aku hanya ingin memberikan ini," kata Viona sambil memberikan sebuah kotak berisi kue ulang tahun black forest kesukaan David. 

David mendekati Viona dan menerima kotak kue itu.

"Selamat ulang tahun dan selamat berbahagia untuk kalian berdua." Viona pun melangkah keluar dari kamar David.

"Vio!" panggil David. Viona tidak menggubrisnya, David pun berlari mengejar Viona dan berhasil memegang tangan Viona. Tapi Viona berhasil menepis tangan David.

"Viona, beri aku kesempatan untuk menjelaskan."

Viona menghentikan langkah kakinya.

"Apa yang ingin kamu jelaskan? Semua sudah jelas. Kalau kalian berdua hanya mengobrol, mungkin aku masih memakluminya. Tapi ini, kalian begitu menikmati ciuman kalian. Itu membuktikan kalau kalian memang sengaja untuk mengkhianatiku."

"Bukan begitu, Vio."

"Sudahlah, aku mau pulang. Terima kasih untuk kebersamaan kita selama satu tahun ini. Semoga kamu berbahagia dengannya." Viona pun melangkah pergi meninggalkan rumah David. 

"Viona!" Langkah kaki Viona pun berhenti. Suara yang begitu ia kenal, suara sahabat baiknya, Talitha.

"Maaf, aku memang mencintai David. Aku hamil anak David. Jadi aku harap kamu tidak usah mendekati David lagi," kata Viona dengan senyum liciknya.

Deg! Jantung Viona terasa berhenti berdetak. Ia berusaha untuk tetap tegar dan terlihat kuat. Kemudian ia tersenyum.

"Kasihan sekali anak kalian ya? Lahir karena hasil dari Zina. Semoga anak kalian nanti tidak meniru ibunya. Perempuan murahan yang rela tidur dengan laki-laki yang bukan suaminya. Dan kamu David, Alhamdulillah aku bisa terlepas dari laki-laki seperti kamu. Kalau kamu memang mencintai Talitha, kamu akan menjaganya dengan baik, bukan menodainya. Bertobatlah kalian, sebelum datang azab." Viona melangkah pergi, ia berusaha untuk tidak menangis.

David dan Talitha tampak terdiam mendengar kata-kata Viona. Semua yang diucapkan Viona memang benar.

"Gara-gara kamu yang merayuku, akhirnya jadi begini," kata David dengan kesal.

"Salah sendiri kamu tergoda."

"Bagaimana tidak tergoda kalau kamu sengaja membuka bajumu di depanku. Benar-benar perempuan murahan kamu ya? Aku sangat menyesal sudah melakukannya denganmu. Kamu tahu kan kalau aku sangat mencintai Viona, sampai kapanpun."

"Aku mengandung anakmu." Talitha mendekati David dan memeluk David. David melepaskan pelukan Talitha d berjalan menjauh dan kemudian masuk ke kamar dan mengunci pintunya. Hatinya sangat sedih, ia menyesal telah mengkhianati Viona. 

Sementara itu, Viona tampak sangat terpukul dengan pengkhianatan David dan Talitha. Ia menahan air matanya supaya tidak jatuh.

"Sakitnya dikhianati! Akan aku buktikan pada David dan Talitha, kalau aku tidak terpuruk dengan pengkhianatan mereka. Masalah hatiku, hanya aku dan Allah yang tahu," kata Viona dalam hati.

***

Setelah pengkhianatan David dan Talitha, Viona pergi ke kota untuk mencari kerja. Kebetulan ada temannya yang memberitahu lowongan kerja di perusahaannya. Hanya butuh waktu satu minggu, Viona sudah mendapatkan pekerjaan lagi. Mungkin karena Viona sudah memiliki pengalaman kerja.

Hari ini Viona kembali ke rumah orang tuanya, setelah hampir enam bulan ia merantau. Ibunya, Paramitha, meminta pulang, mumpung libur akhir pekan. 

Ternyata Viona akan dikenalkan pada anak teman Pak Baskoro. Istilahnya dijodohkan. Pak Yudhi merupakan teman baik Pak Baskoro. Mereka memiliki anak bernama Damar. Damar ini yang akan dijodohkan dengan dengan Viona. Viona yang memang belum memiliki pacar apalagi calon suami hanya bisa menyetujui keinginan orang tuanya. Pengkhianatan yang dilakukan oleh David masih membekas di hatinya. Sulit untuk melupakan semua itu.

Perkenalan pun dimulai, tampak sekali para orang tua sangat antusias dengan perjodohan ini.

"Mas, kalau Mas Damar nggak setuju dengan perjodohan ini, kita bisa bicara dengan orang tua kita. Tentu saja dengan alasan yang tepat. Aku yakin mereka akan memahaminya," kata Viona. Viona dan Damar sedang berbincang-bincang di teras samping rumah Viona. Para orang tua ngobrol-ngobrol di ruang tamu. Mereka memberi kesempatan pada Damar dan Viona untuk saling mengenal.

"Kamu nggak suka ya dijodohkan denganku?" tanya Damar.

"Kalau aku sih nggak masalah."

"Ya sudah. Kenapa kita harus menolak? Apa salahnya kita menurut dengan orang tua kita."

Akhirnya atas kesepakatan para orang tua, Damar dan Viona pun menikah. Proses yang sangat cepat dan mendadak hingga menimbulkan gosip yang tidak sedap. Para lambe turah mengatakan kalau Viona hamil duluan, makanya mereka menikah mendadak.

Pernikahan dilakukan dengan cukup meriah. Karena orang tua Viona termasuk orang yang dihormati di kampungnya. Semua tampak bahagia, hanya pengantin saja yang berusaha untuk terlihat bahagia. Dalam waktu dua Minggu sejak perkenalan, mereka langsung menikah. Tentu merupakan waktu yang sangat singkat untuk bisa untuk saling mengenal.

Setelah pernikahan, tidak ada malam pertama untuk Damar dan Viona.

"Maaf, Viona. Aku belum bisa menjalankan tugasku sebagai suami. Kita sama-sama  belajar mengenal dulu, karena aku ingin melakukannya kalau kita berdua sudah sepakat untuk melakukannya," kata Damar pada malam pertama setelah ijab kabul.

Keesokan harinya, mereka sudah pulang ke kota. Jarak kampung Viona dan kota tempat Viona bekerja kurang lebih empat jam perjalanan dengan kendaraan pribadi. Pengantin baru itu langsung menuju ke sebuah rumah bergaya minimalis. Rumah yg dibelikan oleh Pak Yudhi sebagai hadiah pernikahan Damar dan Viona.

"Kita tidur terpisah dulu. Ini kamarmu dan kamarku ada disebelahnya. Besok kita ke kostmu untuk mengambil barang-barangmu." Damar memberi penjelasan.

"Oke," jawab Viona sambil melangkah masuk ke kamarnya dengan membawa tas travel.

Malam ini Viona dan Damar makan diluar. Damar mengajak Viona makan di sebuah rumah makan yang cukup ramai. Selesai makan, mereka menuju ke minimarket untuk berbelanja keperluan rumah. Viona yang mengambil barang-barang yang mau dibeli, Damar yang mendorong keranjang belanja. Sesekali mereka berdua saling berbicara dan tertawa. 

"Viona." Ada seseorang yang memanggil nama Viona. Viona dan Damar menoleh ke arah suara itu.

Deg! Dada Viona bergemuruh melihat siapa yang memanggilnya. Orang itu pun mendekati Damar dan Viona.

"David?" Viona menyebut nama dengan pelan.

"Apa kabar?" tanya David.

"Alhamdulillah, baik. Kenalin, ini suamiku, Mas Damar," kata Viona.

"Damar," kata Damar mengulurkan tangan untuk bersalaman. David pun menerima uluran tangan Damar.

"David. Selamat ya untuk pernikahan kalian. Semoga selalu berbahagia." Ada nada getir yang terdengar dari kata-kata yang diucapkan David. Bagi orang-orang yang tahu kisah David dan Viona, tentu memahami perasaan David.

"Kami duluan ya, David," ucap Viona.

David hanya mengangguk menatap  kepergian Viona yang bergandengan tangan dengan Damar. Tepatnya Damar menggandeng tangan Viona, karena ia merasa ada sesuatu antara David dan Viona.

Sampai di rumah Viona membereskan belanjaan dan memasukkan sesuai dengan tempatnya.

"Aku bantu ya?" kata Damar.

"Nggak usah, Mas menonton televisi saja, ya?" tolak Viona. Damar hanya mengangguk dan memilih menuruti kata-kata Viona.

"Sudah selesai? Sini, duduk di dekatku," kata Damar ketika melihat Viona sudah menyelesaikan kegiatannya. Viona mengikuti kata-kata Damar. Damar dapat melihat wajah Viona yang terlihat sendu, walaupun Viona berusaha menutupinya.

"Boleh nanya?" tanya Damar.

Viona mengangguk.

"Siapa David?" 

Viona kaget mendengar pertanyaan Damar.

"Kalau tidak mau menjawab nggak apa-apa," kata Damar.

"Seseorang yang pernah dekat denganku, membuatku meninggalkan kampung dan mencari kerja disini." Viona menjawab dengan pelan. Damar menangkap kesedihan dalam kata-kata Viona.

"Dia berkhianat dengan Talitha, teman baikku. Ternyata Talitha juga mencintai David, tapi ia menggunakan cara kotor untuk mendapatkannya. Berhasil membujuk David dan akhirnya Talitha hamil."

Damar memeluk Viona tanpa kata-kata. Ia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Viona, karena ia sendiri mengalaminya. Marcia kekasihnya, menikah dengan orang lain.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Devi
Bagus. Mau kelanjutannya.
goodnovel comment avatar
Yuna Tjien
awal saja sudah salah sebut nama gmana terusannya ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status