Share

Bab 48

“Tapi aku tuh belum makan Ma dari pagi. Mana capek perjalanan dari sana kesini. Mama gimana sih …” rengek Mba Tia memelas.

“Buruan kerjakan! Gak mau ya sudah, kamu pulang lagi aja kesana! Rapikan rumah disana, baru dapat uang lagi dari Rafi. Dan ingat, jangan makan kalau kamu gak kerja!” lanjut Mama benar-benar tegas.

Aku terkikik sesaat, lalu langsung pamit berangkat jemput anak-anak. Mba Tia seakan ikut sebal melihat aku tertawa kecil barusan.

Tak perlu lama menunggu dan menjemput anak-anak, aku telah sampai lagi dirumah. Masih kudengar ocehan Mama pada anak perempuannya itu yang tak sudah-sudah dari sejak aku belum berangkat.

Mba Tia memohon pada Mamanya agar diberikan makan dahulu, baru ia kerjakan yang mamanya minta tadi. Aku hanya geleng-geleng kepala. Mungkin maksud Mama baik, agat Mba Tia merubah sifat malasnya itu.

“Ma, kasih aja dulu Mba Tia makan, kasihan litanya …” bisikku pelan ke telinga Mama.

“Kalo dia i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status