Share

Benda Keramat

Benar juga, mana ada ustaz pandai merayu? Heh, dia pasti ustaz gadungan. Penampilannya saja yang menipu, nyatanya dia dosen mesum dan pandai merayu.

“Tunggu dulu!”

Aku menoleh ke belakang, Pak Arfan meminta pelayan membungkus makanan.

“Tolong bawa ini, Pak. Cacing di perut Syifa sudah berdemo,” ucapnya sambil melirik ke arah perutku.

Peka sekali telinganya, bahkan dia bisa mendengar suara cacing di perut. Aku memang belum sarapan ketika datang ke sini. Dia tersenyum ke arahku, jangan-jangan dia tahu isi hatiku. Aku menyilangkan kedua tangan di dada.

“Makasih, Nak Arfan.” Kami segera keluar sebelum dia membuka semua aibku.

Aku dan ayah sudah sampai di luar, tetapi mobil angkutan umum yang tadi kami sewa sudah tiada.

“Ayah coba cari dulu, ya! Mungkin dia memarkirkan mobilnya di luar.”

Aku menghentak-hentakkan kaki kesal. Sepertinya supir angkutan itu tidak mau dibayar. Belum dikasih uang sudah kabur begitu saja. Dasar supir gak ada akhlak!

“Fa, mobilnya sudah tidak ada. Gimana kita
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Ayah Syifa terlihat gugup saat Syifa bertanya tadi Ada apa sebenarnya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status