“Mantan pacar?” tanya Bryan di sela-sela menikmati potongan demi potongan daging steak di hadapannya.“Bukan, dia anak pemilik restaurant ini,” jawab Queen yang terlihat tidak ambil pusing dengan pertanyaan yang baru saja Bryan lontarkan. Bahkan dia terlihat tetap lahap menikmati steak tenderloin kesukaannya.“Wow, tidak menyangka saja jika ternyata kamu kenal dengan salah satu anak dari Surya Wijaya.”Sebagai calon penerus perusahaan keluarga, Bryan pun sudah diperkenalkan dengan begitu banyak relasi dan juga rekanan dari sang papa, dan salah satunya Surya Wijaya. Yang dia tahu, restaurant steak tempat mereka makan sekarang adalah usaha yang dikelola oleh sang istri, bukan bisnis utama dari Surya Wijaya.“Sepertinya dia tadi sangat patah hati saat mendengar jika kau sudah menikah.” Masih lekat dalam ingatan Bryan bagaimana ekspresi wajah Mike yang terlihat terluka dan kecewa.“Ya nggak mungkin lah!” sanggah Queen yang langsung menghentikan makannya. “Kami tidak punya hubungan apa-apa
Ageng memberi kesempatan kepada sang kakak untuk menikmati kebersamaan bersama sang suami dan putra semata wayangnya. Sehingga saat ini dia yang langsung menuju ke tempat proyek untuk melakukan control dan pengawasan. Selain itu dia bisa lebih puas dalam menganalisa hasil laporan dari orang-orang kepercayaan yang telah menyelidiki perempuan yang tinggal di dekat apartemen Davianna.“Setelah sumber dana aku hentikan, kini kau tidak bisa menghidupi simpananmu lagi,” gumam Ageng saat mengetahui jika perempuan itu sudah tidak tinggal di apartemen tersebut lagi. “Kau harus mengganti setiap rupiah uang dari keluarga Wardana yang kau keluarkan untuk menghidupi simpananmu itu.”Ageng kembali menyimpan hasil laporan yang sudah dia dapatkan sejak sebelum keberangkatannya ke Kalimantan bersama sang kakak. Ageng berharap dengan hanya berbicara berdua, nantinya Danu, bisa berbicara jujur tentang hubungannya dengan perempuan itu. Hingga Ageng bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk sang kakak.
Queen sungguh tidak menduga jika dia akan diajak ke sebuah butik ternama. Butik yang selama ini hanya menyediakan gaun pesta dan gaun malam dengan harga yang cukup fantastis.“Ageng belum memberi tahumu jika kalian harus menghadiri acara penting minggu depan?” tanya Laras sambil memilih-milih model terbaik yang dia anggap paling pas di tubuh mungil menantunya.“Belum, Ma!” jawab singkat Queen. Sejak keberangkatan Ageng ke Kalimantan, mereka sangat jarang berkomunikasi. “Mungkin karena sinyal yang kurang bagus, jadi A … Mas Ageng belum memberi tahu apa-apa.”“Bagaimana menurutmu?” tanya Laras sambil menempelkan sebuah gaun malam mewah di tubuh Queen.“Apa tidak berlebihan, Ma?”“Tidak ada kata berlebihan untuk keluarga Wardana,” sahut Laras yang terlihat sangat puas dengan gaun pilihannya.Queen mematung menatap gaun malam tersebut dari pantulan bayangan di cermin. Bukan tentang harga yang membuat Queen sepertinya enggan untuk menggenakan busana tersebut, tetapi dia merasa tidak sesuai
Tidak ada yang salah, Ageng sangat yakin dengan perasaan saat ini jika dia memang benar-benar merindukan harum tubuh Queen. Namun, melihat reaksi penolakan yang diberikan oleh Queen tentu membuat Ageng harus bersandiwara di hadapan gadis yang telah dia nikahi tersebut. Tentu Ageng tidak ingin dipermalukan oleh Queen jika gadis itu sampai tahu apa yang sedang dia rasakan saat ini.“Sesusah itu sinyal di sana?” tanya Queen dengan tatap mata memelas tertuju ke arah Ageng. “Jadi kau juga tidak bisa menghubungi Davi dari sana?” tanya Queen lagi seolah ingin mengungkapkan rasa turut prihatin kepada Ageng yang tidak bisa melepas rindu kepada sang kekasih.“Nggak juga sih, hanya terlalu sibuk saja, jadi tidak sempat menghubungi siapa-siapa. Termasuk untuk kasih kabar ke kamu kalau ada undangan gala dinner,” ucap Ageng sambil menyeruput kopi buatan Queen.“Kartu kreditku masih kamu bawa, kan?” tanya Ageng saat bangkit dari duduknya.“Masih, aku ambilkan dulu,” jawab Queen yang menduga jika Age
Ageng langsung membuang muka saat melihat Bryan yang datang menghampiri. Apalagi saat dia melihat senyum lebar Bryan yang terlihat sangat bahagia karena akan bertemu dengan Queen.“Aku harap kau tidak kecentilan di sini!” Meskipun berbisik, tetapi tegas Ageng memberi peringatan kepada Queen. “Bagaimana pun kau harus tetap menjaga kehormatan keluarga Wardana.”“Kau tidak perlu khawatir,” sahut Queen dengan tetap memasang senyum indah di bibirnya.“Satu hal lagi yang harus kau ketahui, Mama punya banyak mata-mata untuk mengawasimu.”Queen tentu sadar akan hal itu, memasuki keluarga dari golongan atas tentu ada banyak konsekuensi logis yang harus Queen terima, termasuk tidak bisa sebebas dan semerdeka dahulu lagi. Jangankan di luar, di apartemen pun Queen yakin jika Ageng memasang banyak CCTV di sana.“Aku tahu, untuk bisa mendapatkan yang kakap, aku juga harus bisa menunjukkan tindak tanduk yang berkelas. Tidak bisa dengan sikap grasak grusuk dan murahan.” Queen mengakhiri kalimatnya de
Acara gala dinner berjalan dengan lancar, meskipun salah satu tamu utama harus kembali lebih dahulu. Bagi Ageng dan Queen acara tersebut memberikan kesan tersendiri, karena ini adalah untuk pertama kalinya mereka hadir sebagai pasangan suami istri.“Terima kasih, kau tampil dengan begitu baik malam ini, dan tidak mempermalukan keluarga Wardana,” ucap Ageng dengan tulus, sambil membagi fokus dan konsentrasinya dalam mengemudikan mobil.“Sama-sama,” jawab Queen terdengar sekenanya, dengan tatap mata masih keluar seolah ada banyak masalah yang tiba-tiba menghampirinya.Hal itu tidak luput dari perhatian Ageng, sejak keluar dari acara gala dinner, wajah Queen terlihat sendu. Pada awalnya Ageng hanya menduga jika hal itu dikarenakan, Queen tidak bisa berdua dengan Bryan, tetapi setelah dilihat lebih lama, sepertinya ada masalah lain yang sedang Queen sembunyikan.“Ada masalah?” tanya Ageng mencoba membangun komunikasi dengan Queen malam ini.“Tidak ada, aku hanya lelah saja. Aku hanya ingi
@Cyrus Sugandhi[ Pernikahanmu dengan Ageng sudah memasuki bulan ke tiga ][ Aku harap kau tidak lupa dengan taruhan yang kau lakukan dengan Bryan dan teman-teman ][ Aku harap kau tidak membawa kabur uangnya ]@Queen Savita[ Siyaaaap ]Hampir saja Queen lupa dengan taruhan yang dia lakukan. Waktunya untuk mempertahankan uang yang sudah berada di dalam rekeningnya. Sungguh Queen tidak tahu maksud dari Cyrus sebenarnya, dengan mengingatkan dirinya atas taruhan yang dia lakukan. Seharusnya dengan dirinya yang lupa akan taruhan tersebut akan membuka lebar peluang dan kesempatan bagi teman-temannya untuk menang.Tidak ada niat sama sekali di hati Queen untuk menambah jumlah rekeningnya dengan cara mudah dan nikmat, yaitu tidur dengan Ageng. Meskipun mereka adalah pasangan suami istri yang sah, tetapi Queen tidak ingin merayu Ageng. Jika gagal, sudah tentu Ageng akan merendahkan dirinya, dan jika berhasil belum tentu juga membuat Ageng jadi mencintainya.Ingin rasanya tidak peduli dengan
Rumah mewah keluarga Wijaya yang selama ini menjadi saksi tumbuh kembang anak-anak Surya Wijaya terasa begitu mencekam. Tidak seperti biasanya, Zachary yang sudah berumah tangga datang begitu pagi-pagi untuk menemui Mike, adiknya.Seperti ada masalah yang sangat serius yang akan dibicarakan oleh dua bersaudara yang memiliki pembawaan yang berbeda itu. Zachary hanya akan mendatangi rumah masa kecilnya jika memang ada sesuatu yang sangat penting saja.Tanpa banyak bicara, Zachary melemparkan setumpuk foto yang tentunya ada gambar Queen di sana. Gambar-gambar pernikahan mewah antara Queen dan Ageng pun juga bertebaran di sana.Mike memunggut foto-foto itu dengan hati yang hancur, gadis yang selama ini menjadi incarannya, kini menikah dengan anak dari pesaing bisnis orang tuanya. Tentu hal ini membuat Mike merasa usahanya untuk mendapatkan Queen akan terasa semakin berat.“Jadi Queen menikah dengan Ageng Jati Wardana?” tanya Mike dengan wajah yang terlihat sendu. “Bagaimana mereka bisa b