Share

Bab 37

"Mas, sekarang kita pengangguran." Ucapanku sukses membuat tangannya yang bergerilya dengan jahil mencoba mengenal anatomi tubuhku berhenti.

Aku ingin tertawa tapi takut dosa. Apa dia takut tidak biasa membiayai anak-anaknya seperti kata Mbak Lita waktu itu. Padahal aku hanya ingin mengalihkan fokusnya.

"Aku minta maaf tiba-tiba berhenti dari tempat itu, tidak menghargai pengorbananmu."

"Kamu bilang akan bercerita lain kali, ya sudahlah lupakan saja. Besok baru bercerita, atau saat kita kembali ke kota. Sekarang aku ingin tidur denganmu."

Tidur katanya, sejak kapan orang tidur aktif seperti ini.

"Aku senang tinggal di sini, banyak anak-anak. Bersama mereka hidup terasa menyenangkan tanpa beban."

"Kita bisa punya anak sendiri di kota, mau berapa? Satu, tiga, lima, sembilan. Aku sanggup berapapun kamu minta," ucapnya tanpa beban.

Mentang-mentang kuijinkan dia menyentuhku lantas mulutnya bicara tanpa rem juga.

Tangannya mulai usil lagi, bukankah harusnya tidak begini. Ah, dia bilang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (12)
goodnovel comment avatar
senjakala
nia ,kamu harusnya jujur sama suamimu dan Wisnu ,biar ga ada yg jahatin kamu, sekalipun itu pamanmu ,jujur itu bukan karena kamu ingin keluarga ayahmu hancur
goodnovel comment avatar
Nunung Nurhayati
saya suka sekali jalan ceritanya, tutur kata-katanya, bahsanya sopan sekali. dan yang utama, dilampiri hadist-hadist. masyaallah tabarakallah
goodnovel comment avatar
Anna Airin Zain
nia ini,, suka banget ngomong selalu dalam hatinya.. sesekali utarakan apa yang seharusnya suami mu tau Nia
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status