Share

Bab 78. Memancing Musuh Keluar Kandang

Suara jeritan itu begitu menyayat hati, namun juga sekaligus menakutkan. Suaranya menggema di seluruh lorong tersebut. Yoke yang memang dasarnya penakut langsung memeluk Nadia.

“Itu suara Seno” seru Renata dan Wendi bersamaan.

Mendengar itu Dylan langsung melirik ke arah Renata, terlihat tidak suka.

“Sepertinya kau lebih mengkhawatirkan ornag yang sudah meninggal daripada orang yang masih hidup”

“Apa maksud Kak Dylan? Bukankah kita kesini juga dengan tujuan untuk mencari keberadaan Seno?”

“Tapi kau tidak lihat kedua temanmu itu sedang berdiri ketakutan? Mengapa kau tidak mencemaskan mereka?”

Yoke yang merasa tersindir langsung melepaskan pelukanya pada Nadia. “Tidak Kak Dylan. Aku tidak apa-apa kok, nih lihat... aku baik-baik aja kan?”

Renata mendengkus kesal, dan menatap Dylan seolah berkata.. “tuh, orangnya aja bilang dia baik-baik aja kok”

Dylan memalingkan wajahnya, dia tidak mengerti mengapa merasa kesal saat mengetahui Renata mengkhawatirkan Seno.

“Sudahlah. Kalian jangan berten
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status