Share

Bagian 16: Sang Pangeran

“Saat duka ini begitu dalam, aku merasa lebih baik mati saja.”

~Bawang Putih~

---

Derap kaki kuda terdengar. Kepala desa urung melemparkan obor ke tumpukan kayu. Tak lama kemudian, sepuluh ekor kuda memasuki desa.

Aku terpaku, sedikit terpesona pada sosok berkulit hitam manis yang memimpin pasukan berkuda. Jika genderuwo ganteng tanpa nama menawan seperti berlian, maka pemuda ini memesona karena kegagahannya. Sorot mata elang nan tajam pasti telah banyak menjerat hati kaum hawa.

“Bawang Merah, cepat bersujud!” seru salah seorang tetangga seraya menarikku untuk melakukan pose bersujud kepada keluarga kerajaan.

Keluarga kerajaan? Tunggu dulu! Jangan-jangan si tampan berkulit eksotis adalah Pangeran Arya! Dia jodohnya Bawang Putih!

Aku mengintip. Pangeran tampak turun dari kuda. Dia mengangkat tangannya dengan penuh wibawa.

“Cukup! Kalian tidak perlu memberikan penghormatan berlebihan seperti ini padaku. Bangunlah!” perintah sang pangeran, membuat warga perlahan bangkit dari pos
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status