Share

Part 18

Pisah Terindah

#18

Selesai makan siang, kami sempat ngobrol-ngobrol ringan beberapa saat. Setelah itu kembali ke kamar. Shahna tengah tidur. Begitu juga dengan Mas Danar, dia ikut ketiduran padahal niatnya hanya mengeloni Shahna.

Aku memilih untuk tidak tidur siang. Rasanya terlalu sayang jika di tempat mewah dengan suasana yang memanjakan mata ini akan dihabiskan untuk sekadar tidur siang. Apalagi aku juga tidak merasa lelah.

Aku mencari tempat yang nyaman untuk duduk. Setelah itu, jbeberapa saat mengedarkan pandangan menikmati keindahan di sekeliling dan menghirup udara dalam-dalam. Aku pun membuka HP melihat kembali foto-foto yang dikirim oleh Windi.

Benar kata Windi, foto kami bagus-bagus. Entah karena kamera HP Windi yang teramat canggih atau memang karena dia memahami teknik fotografi. Menurutku, foto-foto yang dihasilkan tak jauh beda seperti jepretan fotografer profesional yang sering kuakses di media sosial Instagram.

Beberapa foto berlatarkan laut dan sebagian lagi me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
gpp kmu ttp pisting ig mu biar yg kain semangkin panas ..
goodnovel comment avatar
Jamiah Kampil
pelakor serakah...takut di rugikan... dpt suami anak ibu menyusahkan. update terus dong..kelamaan nunggu
goodnovel comment avatar
Mauli Dina
selalu updet ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status