Share

Bab 22

“Tunggu!” Aku mengeraskan suaraku sambil mengangkat ke depan telapak tangan yang kuhadapkan ke mereka.

“Mau apa kamu kemari? Cari ribut?”

“Bukan Bang. Santai saja dulu. Kami tidak ingin rebut. Bahkan kami tidak sedang balas dendam.”

“Ah, bohong kamu. Kamu bawa teman bukan? Gak usah macam-macam kamu.”

“Teman diperlukan jika memang kami dalam bahaya. Jika kami menganggap kalian tidak membahayakan kami maka teman tidak perlu terlibat. Kecuali jika disini kami merasa terancam.”

Agaknya penjelasanku yang singkat mengena di hati ketua dari geng mereka.

“Baik jika itu benar. Awas jika kau bermain belakang. Jadi apa maumu datang kemari?”

Syukurlah. Kami diberi ruang dan kesempatan. Hampir saja Andrew menekan handphonenya yang sudah disiapkan di kantong. Sepanjang mereka bisa diajak kompromi kami tak akan melakukan itu.

Setelah mereka mempersilakan duduk aku segera

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status