Share

Bab 87

Setelah menunggu sekian jam, ratusan menit, dan ribuan detik, akhirnya momen yang ditunggupun tiba. Kami berangkat ke rumah Shopia bersama. Setiba di sana aku langsung disambut hangat oleh ibunya di ruang tamu. Sejauh ini aku belum melihat ayahnya.

Kesan pertamaku kepada ibunya baik banget dan ramah. Seperti ibuku dan ibu Maria. Tapi tidak tahu dengan ayahnya yang dari kemarin menjadi pemegang hak veto atas persoalan ini. Setelah mengobrol kesana sini menanyakan ini dan itu yang ditunggu-tunggupun tiba. Sang ayah.

Perawakannya tegas. Kumisnya tebal tapi rapi. Berjalannya tegap dan sangat mencerminkan seorang eksekutif senior di perusahaannya. Aku bangkit dari dudukku dan menyalaminya takzim. Ditemani Shopia dan ibunya, ayahnya menanyaiku banyak hal setelah kusampaikan maksud kedatanganku yaitu untuk meminta izin melamar Shopia berikut rencana kami untuk menikah dalam waktu dekat.

Beliau menanyaiku soal keluargaku, posisiku di perusahaan dan proyek yang sedang ku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status