Share

Benang Bernyawa

Aku tercekat.

Mata ini terbelalak maksimal, sedang mulut ini ikut ternganga.

Aku ingin menghindar dari serangan bola cahaya merah itu tapi tubuh ini seolah beku, kaku nggak bisa digerakkan.

Oh my God!

Aku hanya bisa berteriak dalam hati.

Eh!!!

Sejangkauan tangan lagi bola itu akan mengenai kepala ini, tapi mendadak, bola itu berhenti. Kemudian, bulatan cahaya merah itu membal-membal pelan, berhenti di udara, lalu luruh ke lantai.

Kepala ini bergerak mengikuti gerakan meluruh bola cahaya merah itu. Dan ketika bola itu menyentuh permukaan lantai, cahayanya pecah menjadi serupa percik-percik air yang menyebar. Percik-percik air itu kemudian pudar dan menghilang seperti terserap ke dalam lantai gedung ini.

“Aku datang untuk mengingatkanmu, Kamu harus hadir di pertemuan itu!”

Walaupun kepala ini tertunduk, tapi telinga ini mendengar suara laki-laki yang entah datang dari mana itu.

Beberapa saat kemudian sunyi hadir.

Suara denting pedang beradu dan suara teriakan serta suara desing lemparan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status