Share

Perasaan yang Tertinggal

Aku menahan napas, menunggu pintu ini terbuka dengan deg-degan.

Semenit.

Dua menit.

Dan akhirnya, suara handle pintu digerakkan dari arah dalam terdengar.

Pintu terbuka.

Seorang wanita menyembulkan wajahnya yang gembul di celah pintu. Pandangan matanya penuh tanya.

“Ya?” tanyanya dengan ... terengah-engah?

Aku menahan diri untuk tidak mengerutkan kening ketika membalas tatapannya.

Selain sederhana, rumah ini tak begitu besar ... dan aku yakin, telinga ini tak mendengar suara orang berlari dari dalam rumah ini, atau suara yang dihasilkan dari gerak terburu-buru.

Tapi, wanita dengan pipi bakpao ini seperti baru saja tergesa lari dari tempat yang jauh.

Wanita yang mungkin, berdasarkan perkiraanku berusia di atas empat puluh tahun itu mengatur napasnya sembari menatapku lekat.

Aku tersenyum, mengangguk santun sambil membalas pandangannya.

“Em, maaf, benarkah ini rumah Barkiya?” tanyaku pelan.

Wanita itu tak menjawab, ekspresinya justru terkejut.

“Oh! Eh! Iya,” jawabnya dengan ekspresi waj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status