Share

Barbar!!!

Hampir sepuluh menit aku hanya berdiri terpaku.

Sampai akhirnya aku berhasil menyingkirkan semua yang membelit dalam pikiran ini dan memutuskan untuk kembali ke rumah Sinna, sesuai janji ku semalam.

Beberapa saat kemudian, aku sudah berada di rumah Sinna dan menggendong anaknya yang comel ini.

“Hem, coba tiap weekend ada yang menggendong anakmu itu ya,” ucapnya nggak masuk akal.

Ucapannya lebih dekat pada sindiran daripada harapan.

Sinna sibuk hilir mudik mengerjakan pekerjaan domestik, sementara aku kadang mengikuti gerakannya karena si bayi menunjuk-nunjuk ibunya itu.

“Apa Barkiya nggak punya nomor kontak yang bisa dihubungi?” celetukku ketika berdiri di samping Sinna yang sedang sibuk memasukkan pakaian-pakaian kotor ke dalam mesin cuci.

Sinna menggeleng.

“Aku nggak tahu, yang jelas, kami harus mengirimkan undangan itu via pos atau ekspedisi jika ada acara yang melibatkanya,” jawab Sinna tanpa menoleh ke arahku.

Aku mengangguk kecewa.

“Eh! Sinna, apa Kamu pernah merasakan keanehan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status