Share

Pesta Inti

Entah apa sebabnya, walaupun aku nggak tahu maksud dan tujuan wanita cantik yang seolah sedang tidak bercakap-cakap denganku ini, dalam hati ini timbul keinginan untuk patuh pada peringatannya.

Aku menoleh ke arah Daffar dengan pelan.

“Em, Daffar,” panggilku lirih.

Laki-laki itu segera menoleh, lalu mendekatkan telinganya ke arahku.

“Setelah makan malam ini, bisakah aku pulang?” tanyaku dengan mengirimkan nada suara permohonan.

Daffar mengangkat kepalanya, menatapku lekat.

“Bukankah aku berjanji akan memberikan jawaban dari pertanyaanmu, pertanyaan kenapa Kamu ditugaskan menjadi pegawai khusus dan asisten pribadiku? Pertanyaan itu akan terjawab dengan acara yang akan diselenggarakan di lantai dua sebentar lagi,” jawabnya dengan lirih, kepalanya juga condong ke depan, ke arahku.

Oh!

Aku melengos, kecewa.

“Berusahalah lebih keras! Kalau perlu larilah dari Daffar!”

Suara Barkiya kembali terdengar.

Aduh! Bagaimana caranya?

Oh! Kok aku baru sadar, sepertinya, Daffar benar-benar
Erl

Bisa kok komen, Kak .... hehehe

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status