Share

Anxiety

Dengan semangat yang sudah terisi penuh, hari ini Dinda bangun lebih pagi untuk menyiapkan segala keperluan Fahri dan dirinya berangkat kerja. Saat Fahri baru pulang dari mesjid, Dinda sudah berpakain rapi, menata sarapan di meja makan. Fahri tak tahan untuk tidak memeluk Dinda dari belakang, melabuhkan kecup di salah satu pipi mulus itu. Satu bulan penuh istrinya tidak berada di rumah, tempat itu terasa mati, dan kini terasa kembali hidup.

"Uda buruan ganti pakaian, ntar kita kesiangan." Dinda melepas belitan lengan Fahri di pinggangnya dengan tawa geli.

"Duh! Yang nggak sabar mau ketemu Gibran," cibir Fahri dengan wajah cemberut.

Dinda menghentikan langkahnya yang hendak ke pantry mengambil kopi yang baru ia seduh. Ia mengulas senyum, meskipun kesal, tetapi Dinda mulai mencandu ekspresi cemburu Fahri saat menyinggung Gibran. Sebaliknya Fahri, ia pun mencandu reaksi Dinda saat berkata, "Nda sayanganya cuma sama Uda. Jangan cemburu terus." Lalu Dinda menjangkau pipi Fahri dan sebuah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ariny arni
Susah ya nda untuk terbuka sama suami mu. Bercerita lah apa² yg kamu alami selama ini, jangan di pendam terus dan tampil seolah² kuat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status