Share

Hari Pertama Kerja

"Hei, wajahnya jangan tegang gitu terus," sergah Fahri saat Dinda turun dari mobil.

Dinda mengangguk dan mengulas senyum tipis. "Terima kasih sudah nganterin Nda kerja, Uda," balas Dinda sembari mengembuskan napas dan berusaha melepas apa yang terasa menekan dadanya.

"Nanti kabari kalau sudah pulang, biar uda jemput." Fahri sudah mulai tak ambil pusing dengan sikap Dinda yang terlihat tak biasa itu. Ia tak mau membuat Dinda makin tertekan dengan pertanyaan-pertanyaannya.

Dinda kembali membalas dengan anggukan dan seulas senyum tipis, kemudian melambaikan tangan saat Fahri beranjak pergi.

Dinda mengembuskan napas panjang dan menelan ludah untuk membasahi tenggorokan yang mendadak terasa kering. Jika biasa ia menyemangati diri dengan kalimat, "Ini hanya sementara, nggak perlu takut dikucilkan."

Namun, kini kalimat itu seolah tak berarti lagi. Pekerjaan ini adalah hal yang ia idamkan semenjak dulu, tetapi insiden Fahri memukul Gibran yang terjadi minggu lalu seolah meruntuhkan segala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status