Share

Bab 41.b

Hari sudah memasuki tengah malam. Aku masih sendiri di luar rumah sakit. Bercengkerama dengan gelap dan angin malam.

Ya Allah ujian macam apa ini?

Aku memasuki kamar rawat setelah merasa cukup menenangkan diri. Di sana, Aisha tidur sambil duduk di dekat anaknya. Kemudian rasa perih itu menyelusup lagi ke dalam dada. Saat aku tidur di kasur yang empuk. Di rumah mewah. Di hotel-hotel termahal. Anakku berbaring di kasur usang yang tipis.

Setiap bulan aku mengeluarkan uang miliaran untuk menggaji karyawan. Ratusan juta untuk infak. Tapi anak pertamaku hidup di bawah garis kemiskinan. Ini ada diluar kuasaku, tapi aku merasa jahat sekali.

Aku meminta selimut lagi pada perawat. Lalu menutupi Aisha dengan selimut itu. Kemudian duduk di sofa. Melihat mereka berdua lebih lama.

Benakku diisi segala macam pertanyaan: Apa yang terjadi pada Aisha? Bagaimana dia bisa selamat? Di mana dia tinggal? Kenapa sampai terhalang waktu 15 tahun?

Aisha bergerak. Membuka mata. Kedua irisnya langsung melih
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status