Share

Bab 44.a

Aku dan Ustadz Firman berhenti di salah satu masjid. Kuparkirkan kendaraan hitam ini di pelataran masjid. Berhubung ini bertepatan dengan shalat Dzuhur, Ustadz Firman langsung masuk masjid. Aku berganti pakaian di dalam mobil. Setelah rapi, langsung turun dan masuk ke tempat wudhu.

Jamaah shalatnya hanya beberapa saja. Ustadz Firman yang menjadi imamnya. Tapi, sebelum mulai beliau diam sesaat.

“Kau saja yang jadi imam!” Beliau malah kembali ke saf makmum.

“Ha?” Aku yang sedang membetulkan lengan jas jadi terperangah.

“Silakan!” serunya langsung. Jamaah lain pun sudah pada posisi siap. Dengan masih merapikan jas. Aku maju ke depan, meminta jamaah merapikan saf. Lalu mulai shalat.

Setelah Dzuhur, kami dzikir beberapa menit lalu aku mundur. Kembali mendekati Ustadz Firman untuk meminta ilmunya. Aku bisa mengurus perusahaan lebih dari empat. Tapi mengurus istri lebih dari satu sepertinya sulit. Dua tulang rusuk. Bayangkan! Salah-salah jantungku yang ditusuk.

“Pengajiannya jam satu j
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status