Share

Menginap

"Kamu kenapa, Nak?" tanya Bu Yunita.

Aina gelagapan. Nggak tahu harus berkata apalagi. Melihat kebaikan Papa dan Mamanya Fatan, Aina jadi merasa tak enak.

"Tante, ini terlalu berlebihan. Mainan ini terlalu banyak untuk Bintang seorang diri."

"Ah, nggak papa, Aina. Kalau Bintang masih mau lagi, Tante akan belikan yang lebih banyak lagi. Untuk cucu Tante, apapun akan Tante berikan. Iya 'kan, Pa?" Bu Yunita mencari dukungan dari suamiya.

"Iya. Bintang adalah cucu satu-satunya keluarga kami. Wajar kalau Mamanya Fatan ingin memanjakannya. Kamu jangan merasa sungkan seperti itu."

Di sisi lain, Bintang makan dengan lahap disuapi papanya. Bocah itu tampak bahagia dengan kehadiran papanya. Aina hanya bisa menangis dalam hati melihat kebahagiaan putranya itu. Andai Bintang lahir seperti anak-anak lainnya yang merupakan buah dari pernikahan kedua orang tuanya, sudah pasti Bintang tidak akan menderita selama 5 tahun ini.

Di saat Aina sibuk dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba kedua tangannya dig
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status