Putri Vivian sangat senang. Dia akan melawan Pangeran Aryanaga, bertarung sampai mati. Sesuatu yang seharusnya tidak dia lakukan. Sebenarnya bisa saja Vivian tidak menghiraukan apa yang diinginkan oleh Pangeran Aryanaga, tapi ia menggunakan kesempatan ini. Kapanlagi bisa membunuh seorang pangeran? Apalagi itu adalah anak dari Primadigda. Dia ingin membuktikan sesuatu kepada Antabogo, inilah saatnya.
“Aku tak tahu kalau kalian sudah bertunangan. Menyenangkan sekali bisa menghabisi dua orang sekaligus,” ujar Putri Vivian.
Aryanaga mulai menerjang dengan tenaga kecilnya. Tentu saja hal itu tidak akan berpengaruh apa-apa kepada Putri Vivian. Serangannya bisa diduga dan bisa dielakkan. Vivian hanya menghindari tanpa perlu menangkis. Pangeran kecil pun menjadi bulan-bulanan.
“Ayo Pangeran. Kurang cepat! Lagi! Lagi!” se
“Apa yang terjadi?” tanya Dewi Es. “Apa itu Aryanaga?”Primadigda menelan ludah. “Aku tak percaya. Aryanaga, kendalikan emosimu!”Putri Vivian terkejut dengan apa yang terjadi. Kenapa semua yang dia lihat menjadi grayscale? Satu-satunya yang berwarna adalah tubuhnya dan tubuh Aprilia yang terkapar di hadapannya. Sedangkan Aryanaga, tubuhnya berubah menjadi warna monokrom. Tatapan mata Aryanaga bukan tatapan mata naga, lebih seperti tatapan mata iblis.“Kau berubah? Bagaimana bisa?” tanya Vivian.Pangeran Aryanaga kecil menjulurkan tangannya. Telapak tangan Aryanaga ada tanda api miliknya. Dari telapak tangan anak itu muncul api yang meninggi seperti air mancur, tetapi itu bukan api biasa. Api itu perlahan-lahan berub
Sengatan listrik berjuta-juta volt itu membuat tubuh Vivian terbakar. Serasa seluruh tulang-tulangnya seperti mendapatkan kejutan kuat. Darahnya mendidih dan napasnya sesak, bahkan sebelum mengeluarkan semburan apinya.“Kekuatan apa itu? Jangan bercanda!” gerutu Vivian.Dia lalu berpikir. Tanda yang ada di tubuh Aryanaga. Bukankah itu ada tiga bola api. Apa jangan-jangan Pangeran Aryanaga memiliki tiga kekuatan api? Dua api sudah dia ketahui. Lalu satu api lagi? Apa?Belum sempat Vivian berpikir, Aryanaga sudah naik ke punggungnya. Lalu bocah itu menangkap salah satu sayapnya. Sayapnya pun digigit. Vivian terkejut. Ini bukan cara bertarung yang elegan dengan gigitan?Vivian berusaha agar Aryanaga pergi. Ekornya pun berusaha menyabet Aryanaga. Pangeran kecil pun menghindar. Saat menjauh,
Dari semua pertempuran yang pernah dihadapi oleh Primadigda, tampaknya ruangan sidang adalah salah satu pertempuran yang berat baginya. Bukan karena 10 Pemimpin Agung yang ada di hadapannya, namun konsekuensi yang akan dia terima. Dia pernah menghadapi naga terkuat, juga pernah merasakan bagaimana bertahan hidup di tengah pertempuran seorang diri tanpa ada yang membantunya. Dia telah bertahap hidup dari itu semua. Mungkin kali ini ia tak akan bisa menang. Dia tahu ada konspirasi yang janggal di dalam sidang kali ini, tapi sebagai raja ia tak boleh gentar. Perasaannya sekarang seperti berada di atas bara api yang menyala-nyala siap membakar seluruh tubuhnya.Ruangan sidang makin mencekam saat 10 Pemimpin Agung tiba. Tak ada penonton di dalam ruangan tersebut. Sidang ini sidang tertutup, karena melibatkan orang nomor satu di Kerajaan Naga Laut Selatann. Kesepuluh Pemimpin Agung yang menjadi hakim memakai baju berwa
Sidang pun berakhir. Ratu Anglingwara diberi kesempatan selama tiga hari untuk melakukan apa yang diputuskan oleh pengadilan Dewan Kehormatan Naga. Ada desas-desus tentang sentimen pihak naga terhadap Ratu yang memang dari manusia. Mereka memang tidak suka dengan manusia sebagai ratu, sehingga bisa saja sanksi itu adalah akibat dari rasa ketidaksukaan tersebut. Sayangnya, desas-desus itu tidak sepenuhnya benar. Sang Ratu sangat dicintai rakyatnya, terbukti ketika hukuman ini dijatuhkan, rakyat Laut Selatan heboh dan bersedih.Pangeran Aryanaga belum siuman. Namun, kondisi pangeran sudah makin membaik. Demikian juga dengan Aprilia. Dia telah diobati di Kawah Cair, tempat yang tepat untuk menyembuhkan dari segala luka. Aprilia siuman pada hari kedua. Luka-luka di tubuhnya telah sembuh, bahkan bekasnya tidak tampak. Dia kehilangan banyak darah, sehingga butuh tranfusi darah. Raja Belzagum mendampinginya selama peraw
Bandi menangis. Dia berada di depan altar di dalam gua tempat Dewi Es berdiri. “Kenapa ratu? Kenapa harus dengan cara seperti ini?” “Sudahlah, Bandi. Jangan menangis. Aku tak mau terlihat jelek di saat seperti ini,” ucap Ratu Anglingwara. “Tapi, apa mereka tidak punya perasaan? Ini sama saja memaksa Yang Mulia untuk berpisah dengan Paduka Primadigda, lalu kenapa pula Pangeran Aryanaga harus dihukum? Apa salah dia?” “Dia tidak salah, kita yang salah, Bandi.” Dari mulut gua, ada seseorang yang datang. Dia adalah Aprilia. Ia ingin berpamitan kepada Dew Es untuk terakhir kali. Wajah Aprilia tampak tegar melihat kenyataan bahwa sang Ratu akan dihukum. Di dalam gua itu tidak hanya Bandi dan Dewi Es, tapi juga ada pejabat kerajaan dan salah satu dari Pemimpin Agung. Mereka menunggu hingga Dew Es siap
Gunung Semeru, sekarangApa yang sebenarnya terjadi waktu itu, sangat berbeda dengan apa yang ada di pikiran Aryanaga. Sebab, kalau ia ingat, ia akan menyalahkan dirinya sendiri. Yang jelas itu tak baik. Kedua, ia akan bisa bertindak bodoh dengan menyerbu Dunia Bawah sendirian. Ia merasa keputusan Dewan Kehormatan Naga tidak adil, hanya saja ia tak tahu duduk perkara yang sebenarnya. Cerita yang selama ini diterima oleh Aryanaga hanyalah buatan Bandi atas perintah Raja Primadigda.Aprilia senang Asri kembali. Semuanya kembali seperti semula. Aryanaga ceria. Asri ceria. Mereka latihan bersama lagi. Pondok kembali ramai. Latihan Aryanaga juga lebih ditingkatkan lagi. Sekarang latihannya menjadi pertempuran. Aryanaga sudah dilatih cara untuk melawan para goblin, juga cara untuk melawa
Malam itu mejadi malam teribut selama mereka tinggal di pondok. Serangan yang mengejutkan itu langsung membuat Asri terbangun. Aryanaga juga langsung berubah wujud menjadi hybrid. Dia segera menghadapi beberapa goblin dan troll. Beberapa goblin kehilangan kepala mereka saat Aryanaga terjun ke medan pertempuran. Para Troll menghantam Aryanaga dengan palu mereka hingga sang Pangeran terhempas jauh terjun ke jurang.Sementara itu Aprilia langsung menarget seekor burung gagak yang bertengger di atas pohon. Mengetahui dia terancam, burung gagak itu segera terbang menjauh. Sayang sekali Aprilia tak membiarkannya. Ia melompat dari satu pohon ke pohon lain dengan mata yang awas di dalam kegelapan. Dia berlari menjauh dari pondok mengejar burung tersebut.Bandi menggila membantai para goblin yang berusaha menyerangnya. Para troll menghancurkan dinding pondok, membuat Asri me
Menyadari hal ini, Aprilia segera melangkah pergi ke tempat Aryanaga berada. Dia bisa merasakan instingya bekerja mencari keberadaan pangeran, tetapi Gagak Ireng juga berusaha menggagalkannya. Setiap kali ia bergerak, Gagak Ireng selalu melemparkan pisau atau gangguan-gangguan seperti ada harimau yang tiba-tiba da di hadapan Aprilia saat mengejar Aryanga. Aprilia terlalu siaga, sehingga ia dengan mudah bisa menghindari segala serangan itu.“Sesuai dugaanku, Putri Belzagum memang tangguh. Kau bisa mengelak dari semua serangan. Tapi bagaimana kalau ini?” ujar Gagak Ireng.Tiba-tiba saja pohon-pohon yang berada di sekitar Aprilia bergerak. Pohon-pohon itu berubah menjadi raksasa dengan wajah menyeramkan. Aprilia bergerak lincah menghindari sabetan ranting dari pohon jadi-jadian itu. Gagak Ireng kemudian kembali mengeluarkan sihir untuk memanggil binatang buas. Hewan